0 0
Read Time:1 Minute, 54 Second

Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi angkat bicara mengenai keluhan banyak orang tua siswa yang terpaksa membeli seragam sekolah oleh koperasi sekolah.

Ia menilai keberadaan koperasi sekolah memudahkan orang tua untuk membeli seragam sekolah dibandingkan membelinya di luar sekolah. Namun, dia menegaskan, tidak boleh ada unsur paksaan.

“Tapi tidak ada kewajiban membeli semuanya dari koperasi,” kata Wali Kota Eri, Minggu lalu di Surabaya. 30 Juli mengatakan pada tahun 2023.

Ia menambahkan, koperasi sekolah diperbolehkan menjual seragam tetapi tidak lebih tinggi dari harga pasar. Selain itu, seragam yang dijual di koperasi sekolah juga harus berkualitas baik.

Kalau di Surabaya masih ada sekolah negeri yang mengharuskan orang tua membeli seragam koperasi. Wali Kota Eri meminta warga segera melapor dan memberitahukan nama kepala sekolah serta nama sekolah yang bersangkutan.

“Kalau dibilang apa-apa, jangan bilang SMA-nya di mana dan siapa kepala sekolahnya. Karena Disdik punya ‘hotline’ yang bisa melaporkan pengaduan,” kata Cak Eri. Nama panggilannya.

Tidak ada harga seragam yang mahal di Surabaya. Cak Eri menegaskan, tidak ada harga seragam di koperasi sekolah yang melebihi harga pasar. Misalnya saja di koperasi sekolah, harga seragam batik tidak boleh melebihi harga seragam yang dijual di pasaran.

Ia juga menjelaskan, tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengganti seragam setahun sekali. Siswa hanya perlu mengganti tempat tidur di setiap tingkat.

Kini, seluruh sekolah dasar dan menengah di Surabaya telah diperingatkan untuk tidak menjual seragam di atas harga pasar, terutama oleh negara. Selain itu, seluruh sekolah diminta untuk tidak mengganti seragamnya setahun sekali.

Seragam dari Pemerintah Kota Surabaya; Cak Eri meyakinkan warga miskin Surabaya tidak perlu khawatir tidak bisa membeli seragam sekolah karena mereka menyediakan sepatu dan tas.

Lebih lanjut, ia mengimbau warga Surabaya untuk tidak berpura-pura menjadi keluarga miskin (gamis). Karena sangat merugikan masyarakat yang benar-benar miskin dan membutuhkan bantuan dari pemerintah.

“Kami meminta masyarakat Surabaya agar masyarakat miskin berhenti berpura-pura menjadi miskin. Sekolah tidak boleh membayar harga yang wajar.” 

“Jika ada orang di sekolah yang diperlakukan seperti ini, laporkan langsung ke orang tua atau hubungi hotline Departemen Pendidikan. Kalau benar, saya jamin pokoknya akan dicabut,” ujarnya. (Antara) Tanggapan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna terhadap wacana kewarganegaraan ganda Indonesia. Sambutan pemerintah terhadap migran di Indonesia akan disampaikan melalui Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. dianrakyat.co.id.co.id 14 Juni 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D