dianrakyat.co.id, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengambil langkah besar untuk memerangi penyebaran penyakit cacar monyet atau mpox di Afrika. Organisasi Kesehatan Dunia kini membuka kemungkinan pembentukan komite ahli untuk memutuskan apakah penyakit ini harus dinyatakan sebagai darurat kesehatan internasional.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan badan kesehatan PBB, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC), pemerintah daerah, dan mitranya meningkatkan respons mereka terhadap wabah ini.
Diperlukan lebih banyak sumber daya dan dukungan untuk respons yang komprehensif, kata Tedros dalam sebuah pernyataan di X.
Berdasarkan laporan Selasa (6/8/2024), Tedros mengaku sedang mempertimbangkan pembentukan komite darurat peraturan kesehatan internasional.
PHEIC atau Public Health Emergency of Global Concern adalah peringatan tertinggi yang dapat dipanggil oleh WHO agar Tedros, sebagai Direktur Jenderal WHO, dapat menyatakan keadaan darurat tersebut melalui konsultasi dengan komite ahli di bidangnya.
Tedros mengatakan virus ini dapat diatasi melalui langkah-langkah kesehatan masyarakat yang kuat, termasuk pengawasan, keterlibatan masyarakat, pengobatan yang ditargetkan dan vaksinasi terhadap mereka yang berisiko tertular.
Dulunya dikenal sebagai cacar monyet, mpox adalah penyakit menular yang ditularkan ke manusia melalui hewan yang terinfeksi, yang juga dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak fisik yang dekat.
Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970an. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti peradangan. Wabah Mpox pernah mendorong WHO untuk mendeklarasikan PHEIC yang akan berlangsung mulai Juli 2022 hingga Mei 2023.
Yang teratas
Pejabat kesehatan di Afrika mengatakan kasus mpox diperkirakan akan meningkat 160% pada tahun 2024, seperti yang dilaporkan AP. Benua ini berisiko tinggi menyebarkan penyakit ini karena kurangnya pengobatan atau vaksin yang efektif.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC) mengatakan dalam sebuah laporan bahwa mpox, atau cacar monyet, telah terdeteksi di 10 negara Afrika tahun ini, termasuk Kongo, dan menyumbang lebih dari 96% kasus dan kematian. Sekitar 70 persen kasus di Kongo terjadi pada anak-anak di bawah 15 tahun, yang menyebabkan 85 persen kematian, kata para pejabat. Dibandingkan tahun lalu, kasus tahun ini sekitar 14.250. Berdasarkan tujuh bulan pertama tahun 2023, CDC Afrika menyebutkan kasus meningkat 160 persen dan kematian meningkat 19 persen menjadi 456 kasus.
Burundi dan Rwanda melaporkan virus ini untuk pertama kalinya pada minggu ini. Wabah baru juga dilaporkan di Kenya dan Republik Afrika Tengah pada minggu ini.