0 0
Read Time:2 Minute, 21 Second

dianrakyat.co.id, HANOI – Vietnam melaporkan pertumbuhan ekonomi yang baik pada kuartal III tahun ini, dimana pertumbuhan tahunan mencapai 7,4 persen. Capaian tersebut melampaui pertumbuhan kuartal II yang disesuaikan sebesar 7,09 persen.

Pertumbuhan yang stabil ini didorong oleh ekspor yang kuat, peningkatan produktivitas, dan pertumbuhan investasi asing yang berkelanjutan, meskipun ada dampak Topan Yagi, topan terkuat di Asia yang melanda bulan lalu. Menurut laporan Badan Statistik Umum, Vietnam masih menjadi lokasi manufaktur yang menarik bagi banyak perusahaan, termasuk pemasok Samsung Electronics dan Apple seperti Foxconn dan Luxshare. Negara ini juga berhasil menarik investasi asing secara rutin, yang menunjukkan kepercayaan para investor terhadap prospek keuangan Vietnam.

“Perekonomian global mulai stabil, seiring dengan pertumbuhan pasar barang, penurunan pasar keuangan, pengurangan beban keuangan, dan peningkatan lapangan kerja,” ujar Kantor Statistik dilansir Reuters, Minggu (6/10 /2024). ).

Data bulan September menunjukkan ekspor Vietnam meningkat sebesar 10,7 persen.​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​. Penanaman modal asing pada sembilan bulan pertama tahun ini juga meningkat 8,9 persen dibandingkan tahun lalu mencapai 17,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp.

Namun Vietnam tak luput dari dampak besar Topan Yagi yang melanda bagian utara negara itu sebulan lalu. Topan ini menewaskan lebih dari 300 orang, memutus aliran listrik, dan menghentikan produksi di banyak kawasan industri. Pemerintah daerah memperkirakan kerugian barang akibat bencana ini mencapai 3,3 miliar dollar AS atau sekitar 49,9 triliun.

PMI aktivitas ekonomi Vietnam, yang diterbitkan oleh S&P Global, turun menjadi 47,3 pada bulan September, dari 52,4 pada bulan Agustus. Penurunan ini merupakan yang terbesar sejak November tahun lalu.

“Badai ini adalah akhir dari periode pertumbuhan ekonomi yang kuat. Andrew Harker, Direktur S&P Global Market Intelligence Andrew Harker mengatakan bahwa “Hujan dan banjir menyebabkan perekonomian menutup sementara penundaan dalam rantai pasokan dan jalur produksi.

Sementara itu, target pertumbuhan PDB Vietnam pada tahun ini harus berada pada kisaran 6,0 persen hingga 6,5 ​​persen dan berusaha menjaga inflasi di bawah 4,5 persen. Seperti dilansir Biro Statistik pada hari Minggu, harga konsumen pada bulan September meningkat sebesar 2,63 persen dibandingkan tahun lalu, sedangkan penjualan ritel meningkat sebesar 7,6 persen.

Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, ekspor Vietnam meningkat 15,4 persen menjadi 299,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4.520 triliun, sedangkan impor meningkat 17,3 persen menjadi 278,84 miliar dolar AS atau sekitar Rp dolar AS atau sekitar 316 triliun.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada akhir bulan lalu memperkirakan pertumbuhan PDB Vietnam sebesar 6,1 persen tahun ini, sedangkan Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan sebesar 6,0 persen. Dalam laporannya, IMF menulis bahwa pertumbuhan ini didukung oleh permintaan eksternal yang lebih kuat, investasi dan kebijakan asing langsung yang diperbarui. Namun, IMF dan ADB telah memperingatkan bahwa krisis regional dan ketidakpastian yang ada dapat mempengaruhi permintaan eksternal, yang merupakan pendorong ketakutan terhadap pembangunan ekonomi Vietnam.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D