dianrakyat.co.id, Jakarta – Pada tahun 2019, keluarga insinyur Apple Wei Lun Huang (alias Walter Huang) menggugat Tesla setahun setelah dia meninggal saat Model Use Autopilot miliknya. .
Kasus yang merenggut nyawa karyawan Apple ini resmi berakhir ketika perusahaan milik Elon Musk menyelesaikan gugatannya.
Berdasarkan laporan CNBC dan The New York Times yang dikutip Engadget, Rabu (10/4/2024), pengacara Tesla meminta pengadilan untuk menyegel perjanjian penyelesaian sehingga jumlah pasti pembayaran yang dibayarkan perusahaan tidak diungkapkan.
Perusahaan tidak ingin “calon penggugat lainnya (atau pengacara penggugat) melihat jumlah penyelesaian sebagai bukti potensi tanggung jawab Tesla atas kerusakan, yang dapat berdampak buruk pada peluang penyelesaian kasus di masa depan.”
Tesla mengkonfirmasi segera setelah kecelakaan itu Autopilot pada model ini
Dalam pernyataannya kepada media, perusahaan tersebut menegaskan bahwa pengemudinya bersalah dan satu-satunya alasan kecelakaan itu terjadi adalah karena Huang “tidak memperhatikan jalan, meskipun mobil telah memperingatkannya berkali-kali tentang hal itu”.
Dalam gugatannya, pengacara Huang menunjuk pada materi pemasaran Autopilot Tesla, yang menyatakan bahwa mobilnya cukup aman untuk digunakan di jalan raya tanpa pengemudi harus tetap memegang kemudi.
Insiden tersebut cukup besar hingga menarik perhatian Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB).
Mereka menyelidiki dan menemukan bahwa Huang sebelumnya telah melaporkan bahwa mobil tersebut keluar dari jalan raya pada perjalanan sebelumnya.
Keluarganya mengatakan Huang sering mengeluh tentang mobilnya yang menabrak pagar yang ditabraknya dan bahkan melaporkannya ke dealer Tesla.
NTSB menyimpulkan bahwa sistem peringatan tabrakan depan Tesla gagal memperingatkan pengemudi dan sistem pengereman darurat kendaraan tidak aktif dengan benar ketika kendaraan mulai memasuki median.
Di sisi lain, Tesla mengungkapkan telah membatalkan rencananya memproduksi mobil listrik murah yang sudah lama dijanjikan kepada investor atau konsumen.
Awalnya, kendaraan yang terjangkau dan ramah lingkungan ini akan digunakan oleh pabrikan Amerika untuk mendukung pertumbuhan dan bersaing dengan merek Tiongkok. Demikian dilansir tiga sumber yang mengetahui hal tersebut, dikutip Reuters, Senin (4/8/2024).
Sementara itu, Tesla sendiri akan terus mengembangkan robotaxi alias taksi tanpa pengemudi yang dikembangkan dari platform kecil untuk melayani mobil listrik murah Tesla. Yaitu dari sumber yang sama.
Pembatalan rencana Tesla untuk memproduksi mobil listrik berbiaya rendah mengabaikan tujuan jangka panjang perusahaan, sebuah tujuan yang sering digambarkan oleh bos Elon Musk sebagai misi utamanya, yaitu memproduksi mobil listrik dengan harga terjangkau dan terjangkau bagi masyarakat.
Sebelumnya, Elon Musk berulang kali menjanjikan mobil listrik akan diproduksi di Texas pada paruh kedua tahun 2025.
Dari segi harga, Tesla saat ini memiliki Model 3 sebagai yang termurah dengan harga sekitar 39,000 USD di AS. Jika rencana awal Tesla terwujud, mobil listrik berbiaya rendah akan berharga sekitar $25.000.
Asal tahu saja, Tesla sendiri saat ini sedang menghadapi tekanan penjualan. Pada kuartal I-2024, penjualan Tesla akan mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat persaingan yang semakin ketat terutama dari merek China, serta kembali melambatnya pertumbuhan penjualan kendaraan listrik di pasar global.