JAKARTA – Para ilmuwan yang menemukan gigi panda purba di sebuah situs fosil di Jerman bagian selatan mengonfirmasi bukti sejarah evolusi panda. Berbeda dengan panda modern, panda purba tinggal di Eropa dan memakan daging.
Panda raksasa dikenal sebagai spesies herbivora yang paling banyak jumlahnya di seluruh ordo karnivora. Sebuah tim internasional dari Hamburg, Frankfurt, Madrid dan Valencia baru-baru ini menemukan sisa-sisa fosil spesies panda Kretzoiarctos beatrix yang telah punah di situs Hammerschmiede di Allgäu, Jerman.
K. beatrix adalah nenek moyang tertua panda raksasa modern. Mereka hidup sekitar 11 juta tahun yang lalu dan berukuran sedikit lebih kecil dari spesies masa kini. Meski begitu, panda yang sudah punah masih merupakan hewan gemuk dengan berat lebih dari 100 kg.
Sebagian besar fosil sejauh ini telah ditemukan di Spanyol, menunjukkan bahwa panda berasal dari Eropa dan suatu saat bermigrasi ke Tiongkok. Namun tidak seperti panda modern, K. beatrix sebenarnya adalah hewan omnivora, artinya ia memakan tumbuhan dan daging.
Para peneliti membandingkan fosil gigi K. Beatrix dengan spesies beruang lainnya, termasuk beruang kutub, beruang coklat, beruang berkacamata Amerika Selatan, panda raksasa modern, dan nenek moyang mereka yang telah punah.
Mereka menyimpulkan bahwa, tidak seperti nenek moyang mereka di masa kini, beruang Hammerschmiede tidak mengkhususkan diri pada tanaman keras dan tidak hanya makan daging seperti beruang kutub. Oleh karena itu, pola makan K. beatrix jauh lebih mirip dengan pola makan beruang coklat modern, termasuk tumbuhan dan hewan.
“Hasil ini penting untuk memahami evolusi beruang dan evolusi herbivora pada panda raksasa. Ternyata panda tertua, Kretzoiarctos beatrix, adalah omnivora. Spesialisasi pola makan panda terjadi sangat terlambat dalam evolusi,” kata Madelaine Böhme, profesor di Pusat Evolusi Manusia dan Lingkungan Purba Senckenberg di Universitas Tübingen, dalam pernyataan IFL Science yang dipublikasikan pada Sabtu (21 September 2024).
Tim melakukan penilaian ini berdasarkan analisis makro dan mikromorfologi gigi beruang. Pada tingkat makroskopis, gigi K. beatrix beradaptasi dengan berbagai jenis makanan, namun pada tingkat mikroskopis, permukaannya menunjukkan goresan dan lubang yang menandakan bahwa ia menggerogoti bahan keras seperti tulang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang lebih luas.