TEXAS – Industri otomotif Jepang awal bulan ini terkejut ketika Nissan didenda 3 miliar yen oleh Komisi Perdagangan Adil Jepang (Japan Fair Trade Commission) atas utang puluhan tahun kepada pemasok.
Insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri mengenai stabilitas pasokan dan hubungan dengan pemasok.
Seperti dilansir Asia, Nikkei baru-baru ini mengungkapkan bahwa Honda akan mengubah kebijakan pembayarannya kepada pemasoknya dan beralih ke pembayaran penuh, bukan biaya suku cadang mobil.
Ketahuilah bahwa baja yang digunakan dalam pembuatan suku cadang mobil sering kali dibuat sesuai pesanan dan memenuhi standar kualitas yang ketat.
Namun bagi produsen komponen, langkah ini memungkinkan mereka mendapatkan investasi awal yang besar.
Perusahaan suku cadang yang bekerja sama dengan Honda mengatakan kepada Nikkei bahwa pembayaran penuh akan membantu mengurangi risiko yang terkait dengan pembiayaan kembali dan menurunkan biaya bunga.
Ia menambahkan, langkah ini juga dinilai dapat meningkatkan daya saing perusahaan peralatan karena peningkatan pendapatan dari rantai pasok.
Namun tidak semua perusahaan suku cadang bersedia menerima pembayaran penuh ini. Hal ini disebabkan oleh “mode lama” di industri yang telah digunakan untuk mencicil selama lebih dari 20 tahun.
Bagi beberapa perusahaan, pembayaran angsuran sudah menjadi hal yang lumrah dan sulit diubah.
Dari sudut pandang produsen mobil tersebut, keputusan Honda untuk mengubah kebijakan pembayarannya merupakan langkah strategis untuk menjawab tantangan tersebut, dengan harapan dapat menjaga stabilitas rantai pasokan industri otomotif Jepang.