dianrakyat.co.id, Jakarta 23 Mei 2024 Hari apa? Tanggal 23 Mei 2024 menjadi tanggal yang dinantikan banyak orang karena merupakan hari libur nasional di Indonesia.
Tahun ini, tanggal 23 Mei jatuh pada hari Kamis, dan merupakan perayaan Hari Raya Waisak atau dikenal dengan Hari Tri Suci Waisak 2568 Era Budha (BE), seperti dikutip dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Budha Kementerian Agama Republik Indonesia. Indonesia.
Hari ini sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia karena memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang dikenal sebagai Sang Buddha. 23 Mei 2024 Hari apa?
Tanggal 23 Mei 2024 jatuh pada hari Kamis. Selain menjadi hari biasa dalam kalender Masehi, hari ini memiliki makna keagamaan yang mendalam bagi umat Buddha.
Kamis ini istimewa karena diisi dengan berbagai kegiatan keagamaan seperti semedi, ceramah, dan upacara keagamaan yang diadakan di vihara-vihara di seluruh Indonesia dalam rangka memperingati Waisak 2024.
Dirayakan oleh umat Buddha di seluruh dunia, Hari Waisak adalah festival penting yang menghormati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Buddha Gautama. Pada tahun 2024, tema Hari Waisak membawa pesan kebangkitan spiritual dan pentingnya menerapkan ajaran Waisak dalam kehidupan sehari-hari.
Kebangkitan spiritual adalah inti ajaran Buddha Gautama. Dirjen Bimas Umat Buddha Supriyadi menjelaskan Kementerian Agama RI menetapkan tema peringatan Tiga Hari Suci Waisak 2568 BE/2024 sebagai “Kesadaran akan Keberagaman Cara Hidup Mulia, Harmonis dan Bahagia”. .
Ada beberapa subtema yang diusung oleh berbagai lembaga keagamaan Budha, antara lain: Sangha Agung Indonesia (SAGIN): Harmoni adalah Panduan Hidup Berdampingan dalam Suatu Bangsa. Sangha Theravada Indonesia (STI): Memperkuat persatuan dalam keberagaman. Perwalian Umat Buddha Indonesia (WALUBI): Untuk hidup bahagia sebagai makhluk dan manusia, mari kita tingkatkan kesadaran yang diajarkan oleh Sang Buddha.
Supriyadi melanjutkan, “Tema HUT Tri Suci Waisak 2568 BE memberikan pesan kepada kita bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan dan diperdebatkan.
Perbedaan hendaknya dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang saling menguatkan satu sama lain dalam upaya mencapai kehidupan yang mulia untuk mencapai tujuan hidup harmonis dan bahagia.”
Mengangkat tema ‘Kesadaran Akan Keberagaman Hidup Mulia, Harmonis dan Bahagia’, peringatan Waisak 2024 diharapkan dapat menggugah umat Buddha dan masyarakat umum untuk menghargai keberagaman dan hidup rukun.
Tema ini juga mengingatkan kita semua bahwa keberagaman merupakan kekuatan yang dapat membawa kita menuju kehidupan yang lebih baik dan bahagia.
Festival Waisak 2024 akan dirayakan dengan khidmat di berbagai tempat suci di Indonesia, termasuk Candi Borobudur di Jawa Tengah yang menjadi pusat festival terbesar tersebut.
Supriyadi menambahkan, selain Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Muara Takus, Candi Muara Jambi, dan Candi Sojiwan, Puja Bhakti dalam rangka memperingati momen Waisak juga diadakan di berbagai vihara.
Ia berharap umat Buddha dapat mengikuti momen Waisak dengan sungguh-sungguh dan merenungkan perjalanan spiritual Guru Besar Buddha Gautama untuk menemukan Dhamma Kebenaran Mulia demi kebahagiaan semua makhluk.
Dalam penanggalan Budha, kata Supriyadi, 2568 tahun lalu, Guru Buddha mengingatkan pentingnya kesadaran akan perbedaan sebagai keberagaman dalam upaya menghindari perselisihan. Dhammapada Ayat 6 menyatakan bahwa Pare ca na vijananti, Mayamettha yamamase, Ye ca tattha vijananti, Tato sammanti medhaga.
Artinya masih banyak yang belum mengerti kenapa kita bisa binasa di dunia ini karena konflik. Siapapun yang memahami kebenaran ini akan mampu menghilangkan konflik, ujarnya.
Oleh karena itu, umat Buddha diharapkan memaknai peringatan Tri Suci Waisak dengan mengedepankan kesadaran akan keberagaman untuk menyatukan kehidupan dengan kebahagiaan.
“Para jamaah dapat mengikuti peringatan Tri Suci Waisak dengan ‘Sati’ penuh kesadaran dan kegembiraan bersama keluarga,” ujarnya.
Dijelaskannya, Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting yang dialami Buddha Gautama, yakni kelahiran Pangeran Siddhartha, pencapaian pencerahan Siddhartha sebagai petapa hingga menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama (Parinibbana).
Melalui Waisak, umat Buddha diingatkan untuk selalu mengenang perjuangan guru besar Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia yang mengantarkan manusia menuju kebahagiaan.
Dhamma Kebenaran Mulia yang diajarkan Sang Buddha terdiri dari empat kebenaran, yaitu kebenaran mulia tentang adanya penderitaan, kebenaran mulia tentang sebab-sebab penderitaan, kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia tentang sebab-sebab penderitaan. penghentian. dari penderitaan. dari penderitaan.
Ajaran ini menjadi landasan penting bagi umat Buddha dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Supriyadi menekankan pentingnya umat Buddha menyambut peringatan Waisak dengan penuh kekhidmatan dan kesadaran. Festival ini bukan hanya sekedar waktu untuk melakukan ritual, tetapi juga waktu untuk merefleksikan dan memperdalam pemahaman Anda terhadap ajaran Buddha dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.