0 0
Read Time:2 Minute, 43 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Sekitar 71,4% perusahaan Jepang yang terhubung dengan Indonesia akan “menguntungkan” dari segi pendapatan pada tahun 2023. Ini merupakan persentase tertinggi perusahaan Jepang di ASEAN. Hal ini merupakan hasil Survei Situasi Bisnis tahun 2023 yang dilakukan oleh Japan External Trade Organization (JETRO).

Selain itu, 42,1% perusahaan Jepang di Indonesia menjawab perkiraan keuntungan mereka pada tahun 2023 meningkat dibandingkan survei tahun 2022.

“Hal ini didorong oleh banyaknya perusahaan yang menyatakan permintaan di pasar domestik meningkat,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Sebelumnya Febri bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menerima Presiden dan CEO JETRO Jakarta, Mr. Takahashi Masakazu tentang hasil survei tahun 2023. 

Dengan kondisi bisnis yang baik di Indonesia, sekitar setengah dari perusahaan Jepang yang disurvei di Indonesia menyatakan keinginan untuk mengembangkan bisnisnya dalam satu hingga dua tahun ke depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ekspansi bisnis terus meningkat setelah masa Covid-19, berbeda dengan situasi di Tiongkok yang ekspansinya terus menurun pada periode yang sama.

Sekitar 49,5% perusahaan Jepang di Indonesia menanggapi survei bahwa mereka sedang melakukan ekspansi. Persentase tersebut meningkat sebesar 1,7 poin pada survei tahun 2022. “Selanjutnya, hanya sekitar 4,2% perusahaan yang merespons mengatakan mereka mengurangi kapasitas produksi atau pindah ke negara lain,” kata Febri.

Alasan utama ekspansi perusahaan adalah perluasan kebutuhan pasar dalam negeri. JETRO mengatakan ekspansi permintaan domestik Indonesia lebih tinggi dibandingkan ASEAN secara keseluruhan.

 

 

Perusahaan Jepang di Indonesia melihat banyak faktor sebagai keuntungan berbisnis di Indonesia, termasuk ukuran pasar dan potensi pertumbuhan, biaya tenaga kerja yang rendah, kemudahan merekrut pekerja lokal, kelompok industri lokal yang dikembangkan oleh perusahaan konsumen, dan stabilitas politik dan sosial. 

Namun, banyak hal yang masih dianggap sebagai faktor paling berbahaya adalah meningkatnya biaya tenaga kerja, kebijakan pengelolaan pemerintah daerah yang tidak jelas, prosedur yang memakan waktu, kerangka hukum yang belum berkembang dan tidak jelas, serta proses pengelolaan yang juga memakan waktu. ” kata Februari.

Transformasi Industri 4.0 juga menjadi fokus perusahaan Jepang di Indonesia. Sekitar 30% perusahaan mengatakan mereka telah menerapkan otomatisasi di lini produksi mereka, dan 70% perusahaan yang disurvei tertarik dengan hal tersebut. 80 persen perusahaan menyatakan kemajuan lini produksi dan teknologi, serta kenaikan upah pekerja menjadi dasar terwujudnya otomatisasi di Indonesia.

Pada saat yang sama, lebih dari 70% perusahaan mengatakan bahwa mereka telah menerapkan atau sedang mempertimbangkan kegiatan dekarbonisasi. Sekitar 44,3% perusahaan mengatakan mereka telah melakukan upaya untuk mengurangi karbon dioksida, seperti mengurangi emisi gas rumah kaca. Jumlah ini meningkat 8,6 persen dibandingkan survei tahun lalu.

 

 

Febri menambahkan, kepercayaan perusahaan yang beroperasi di Indonesia menunjukkan perekonomian negara masih kuat saat ini. Menguatnya perekonomian seiring dengan keberhasilan industri manufaktur yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB negara.

“Perusahaan industri yang beroperasi di Indonesia juga merasakan situasi ini. “Kementerian Perindustrian terus mendukung perusahaan manufaktur dalam pengembangan usahanya melalui kebijakan strategis,” jelasnya.

Survei Situasi Bisnis Perusahaan Jepang bertujuan untuk memahami kinerja bisnis perusahaan Jepang yang beroperasi di Asia dan Oseania saat ini.

Direktur Utama JETRO Jakarta Bpk. Takahashi Masakazu mengatakan JETRO memiliki beberapa inisiatif untuk mendukung perusahaan Jepang di Indonesia. Salah satunya dengan mengadakan seminar terkait gelar TKDN bersama PT. Sucofindo.

“Fokus dari mega event ini adalah untuk menjelaskan konsep TKDN dan perhitungan keuntungan usaha (BMP) kepada perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai TKDN pada produknya,” jelas Bapak. Takahashi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D