dianrakyat.co.id, Jakarta Ramadhan dan Idul Fitri mengubah pola dan pengaturan jam kerja karyawan. Teknologi hadir untuk membantu organisasi melakukan transisi yang mulus menuju produktivitas dan generasi muda.
Mekari Talenta, perusahaan software-as-a-service (SaaS) yang menawarkan solusi sumber daya manusia (HR) berbasis cloud, Stevens Jethefer, head of business Mefiari Talenta, mengatakan di era ini, organisasi sedang menyeimbangkan menjaga produktivitas bisnis . . dan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk merayakan Ramadhan.
“Bagi perusahaan, Ramadhan dan Idul Fitri identik dengan penyesuaian jam kerja untuk mengakomodasi generasi muda, pemberian cuti bagi karyawan yang harus mudik, hingga karyawan yang mengundurkan diri. Semua itu harus dikelola dengan baik agar perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara produktivitas dan rezeki bagi karyawan. Kesempatan merayakan Ramadhan dan Idul Fitri,” imbuhnya, Sabtu (6/4/2024).
Ia juga berbagi beberapa tren menarik terkait jam kerja, cuti, dan pengunduran diri karyawan berdasarkan data Macquarie hingga 25 Maret 2024. Tafi harus mengambil cuti pribadi
Tahun ini, pemerintah menetapkan total empat hari libur Idul Fitri sehingga liburnya menjadi seminggu penuh. Melimpahnya hari raya berdampak pada penggunaan cuti pegawai, dimana hanya 4% saja yang memanfaatkan tunjangan cuti pribadinya untuk lebaran.
“Setiap perusahaan mempunyai kebijakan masing-masing mengenai cuti bersama dan hal ini mempengaruhi kesediaan karyawan untuk menggunakan tunjangan cuti lebaran miliknya sendiri,” ujarnya. Hubungkan dengan hari libur
Real estate, jasa konsumen, serta informasi dan teknologi merupakan industri dengan persentase karyawan tertinggi. 5% karyawan perusahaan tersebut mengambil cuti Idul Fitri.
“Ketika operasional atau siklus bisnis perusahaan melambat saat lebaran, hal ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil cuti,” lanjutnya. Bufibєr pulang
Banyak perusahaan dan karyawan menyesuaikan jam kerja mereka untuk mengakomodasi generasi muda. Menurut laporan, orang yang bekerja di lembaga pemerintah masuk kantor 20 menit lebih lambat dari biasanya dan meninggalkan kantor 1 jam lebih awal. Perubahan jam kerja dilakukan sesuai dengan peraturan Presiden.
“Untuk LSM, data menunjukkan pegawai di luar Ramadhan selalu masuk pada jam yang sama. Namun, mereka pulang lebih awal untuk berbuka puasa di rumah,” ujarnya.
Karyawan biasanya mengundurkan diri atau mengundurkan diri setelah menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Idul Fitri. Namun tren pengunduran diri terdeteksi sejak awal periode Ramadhan yaitu 10 Maret hingga 20 Maret, dimana antara tanggal 28 Februari – 9 Maret jumlah pegawai yang mengundurkan diri dibandingkan periode pra Ramadhan meningkat sebesar 220% atau lebih dari dua kali lipat. .
“Faktanya, pasar tenaga kerja menjadi lebih cair selama Ramadhan karena terjadi pergantian talenta di dalam dan antar perusahaan,” ujarnya. Stevens mengatakan teknologi merupakan salah satu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk mengelola pekerjaan dan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) selama Ramadhan dan Idul Fitri.
“Teknologi berupa solusi sumber daya manusia berbasis cloud memudahkan SDM dalam berbagai bentuk restrukturisasi, mulai dari perubahan waktu masuk dan keluar pegawai hingga penilaian permintaan pekerja piket saat lebaran,” ujarnya.
Ia mengatakan, solusi SDM setelah lebaran juga akan bermanfaat bagi perusahaan.
“Setelah lebaran, solusi HR membantu perusahaan merekrut karyawan baru, sehingga memudahkan distribusi informasi lowongan hingga memproses CV pelamar yang masuk. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya memanfaatkan momentum Ramadhan untuk mendigitalkan sistem HR,” tutupnya.