0 0
Read Time:1 Minute, 10 Second

London – Penemuan struktur misterius Zaman Perunggu di pesisir Norfolk, Inggris, menarik perhatian para arkeolog dan masyarakat umum. Situs ini diyakini memiliki makna spiritual.

Penelitian terbaru menegaskan kecurigaan ini dan menunjukkan bahwa monumen dan bangunan serupa di sekitarnya dibangun untuk ritual iklim pada saat wilayah tersebut dilanda musim dingin yang keras.

Monumen prasejarah ini dikenal sebagai ‘Seahenge’ atau secara resmi Holme I dan terdiri dari tunggul pohon ek yang dikelilingi oleh 55 batang kayu ek yang identik.

Ketika dibangun pada akhir musim semi tahun 2049 SM, Seahenge tidak berisiko mengalami letusan di laut. Itu dibangun di rawa asin di lepas pantai dan dilindungi oleh bukit pasir dan dataran lumpur. Di rawa, batang pohon dikelilingi oleh gambut, sehingga melestarikannya selama berabad-abad.

Selama ribuan tahun, lumpur dan pasir menumpuk, akhirnya menyembunyikan lingkaran misterius ini.

Seahenge dan bangunan serupa mungkin digunakan untuk ritual musiman dalam upaya menghindari musim dingin yang keras. Strukturnya dibangun pada musim semi tahun 2049 SM.

Awalnya dibangun di rawa asin di lepas pantai, namun seiring berjalannya waktu garis pantai bergeser dan strukturnya terkubur dalam lumpur dan pasir. Gambut di rawa menjamin kelestarian kayu selama berabad-abad.

Penemuan Seahenge memberikan wawasan baru mengenai keyakinan dan praktik masyarakat Zaman Perunggu di Inggris. Hal ini juga menunjukkan bagaimana perubahan lingkungan dapat mempengaruhi situs arkeologi.

Penelitian lebih lanjut terhadap Seahenge dan situs serupa lainnya dapat membantu para arkeolog lebih memahami budaya dan sejarah Zaman Perunggu Inggris.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D