0 0
Read Time:1 Minute, 40 Second

Jakarta – Dalam beberapa bulan terakhir, permasalahan bullying di sekolah dan institusi Muslim terus meningkat. Kasus-kasus tersebut berada pada tingkat yang mengkhawatirkan karena melibatkan korban. Oleh karena itu, perlu adanya upaya efektif untuk menghentikan perundungan di lembaga pendidikan.

Studi menunjukkan bahwa penindasan dapat meningkatkan risiko penyakit mental, depresi, kecemasan, dan perilaku menyakiti diri sendiri serta bunuh diri di antara para korban. Kami sajikan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) per Februari 2023 yang menunjukkan jumlah pelaku bullying meningkat tajam. Tercatat 1.138 kasus kekerasan, mulai dari kasus kekerasan fisik hingga kekerasan psikis.

Memanfaatkan kesibukan bulan Ramadhan, Persatuan Guru Satkara (KGSB) bermitra dengan Rumah Guru BK (RGBK) dan Federasi Pelajar dan Pemuda Indonesia (ISYF) meluncurkan #AyoBalasBaik, Stop Bullying. Bakti sosial untuk menghentikan perundungan dengan menyebarkan nilai-nilai damai di kalangan pelajar.

Gerakan yang mengusung tema “Sekolah Damai Melawan Bullying, Sekolah Muslim Respons Kebaikan” ini berlangsung akhir pekan lalu di Bowers Ashokal Hajar School (BOASH), Bogor. Acara yang diikuti oleh 50 siswa SMA dan subjek terpilih sebagai #BalasBaik Stop Bullying.

Dalam acara tersebut, Ruth Andriani, pendiri KGSB, menekankan peningkatan dramatis jumlah pelaku intimidasi. Indonesia bisa dikatakan dalam keadaan darurat karena permasalahan kekerasan dan terorisme di lembaga pendidikan.

Situasi darurat menjadi perhatian utama KGSB dan dialihkan pada pelaksanaan program pencegahan dan pencegahan kekerasan berdasarkan partisipasi aktif komunitas sekolah. Permasalahan ini menjadi perhatian utama sejak KGSB didirikan dua tahun lalu bersama para psikolog dan praktisi program untuk terus memberikan konseling dan edukasi kepada tenaga pengajar, orang tua dan siswa.

“Dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, pelatihan, dan merencanakan kegiatan tindak lanjut, kami yakin sekolah Islam ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan bebas perundungan di sekolah-sekolah di Indonesia,” jelas Ruth. .

Sementara itu, Pendiri Rumah Guru BK (RGBK) Ana Susanti mengatakan: “Kampanye #RekaBalasBaik, Stop Bullying disampaikan kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran langsung yang melibatkan partisipasi aktif peserta untuk memahami tahapan dan dampak bullying.

“Kami membimbing para peserta untuk memutuskan langkah-langkah yang akan diambil untuk memutus rantai teror di sekolahnya,” kata Anna.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D