0 0
Read Time:3 Minute, 27 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Dalam agenda Pertemuan Musim Semi Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional 2024 di Washington DC, Menteri Keuangan Bapak Mulani Indrawati menyempatkan diri untuk bertemu dengan Direktur Pelaksana International Finance Corporation (IFC). Makhtar Diop.

Menteri Keuangan Bapak Mulyani mengatakan bahwa perluasan Bank Dunia, yang memainkan peran pendukung dalam kerja sama dengan sektor swasta untuk memerangi kemiskinan ekstrem di negara-negara berkembang, telah diperluas.

“Agenda utama saya selama di Washington, DC, saya bertemu dengan Managing Director @diop_ifc. Itu adalah pertemuan kami yang kesebelas,” kata Pak Mulyani seperti dikutip di Instagram pribadinya @smindrawati, Senin (22/4/2024 ). .

Bendahara Negara mengakui berbagai topik yang dibahas, mulai dari skenario perekonomian global dan domestik saat ini hingga kerja sama yang ada dan yang akan datang antara pemerintah Indonesia dan IFC.

Menteri Keuangan menyampaikan kepada Diop bahwa tantangan perekonomian global terus berubah karena berbagai ketidakpastian. Apalagi tahun 2024 merupakan tahun pemilihan umum. Lebih dari 70 negara merayakan demokrasi mereka.

“Ini pasti akan mengubah kebijakan luar negeri di seluruh dunia,” kata Menteri Keuangan.

Mengenai situasi dalam negeri, keduanya sepakat bahwa situasi keuangan Indonesia masih sangat kuat. Sebab, penerimaan negara Indonesia semakin meningkat dan belanja dikelola secara prudent.

Selain itu, surplus neraca perdagangan selama 46 bulan berturut-turut tidak mencerminkan perlambatan ekonomi global. Di sisi lain, Menteri Keuangan menyambut baik inisiatif IFC untuk memperluas operasinya di Indonesia.

Apalagi dengan komitmennya untuk terus melindungi kesejahteraan kelompok rentan. Sejauh ini investasi IFC di Indonesia mencapai 9,6 miliar dolar AS. “Semoga kerjasama ini dapat terus memberikan jawaban terhadap tantangan pembangunan saat ini. Terima kasih atas pidatonya Diop..!,” tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati meminta penguatan peran Islamic Development Bank (ISDB). Mengingat pentingnya bank multilateral untuk mendukung banyak negara.

Permintaan tersebut salah satunya disampaikan kepada Menteri Keuangan Arab Saudi, Mohammed bin Abdullah Al-Zadan.

“Peran bank pembangunan multilateral seperti ISDB kini semakin penting dan diharapkan mampu menjembatani kesenjangan dan kebutuhan pembiayaan negara-negara yang membutuhkan,” kata Mulyani di Washington DC, Sabtu (20/4/2024). .

Menjelang pertemuan tahunan ISDB 2024 di Riyadh pekan depan, yang juga merupakan peringatan 50 tahun organisasi tersebut, menteri keuangan mengatakan ISDB perlu direformasi.

Tujuannya adalah untuk memperkuat perannya dalam mendukung negara-negara anggota untuk mengatasi tantangan global saat ini.

Menteri Keuangan Shri Mulyani menambahkan: “BID perlu membuat operasionalnya lebih efisien dengan menyederhanakan berbagai prosedur pembiayaan dan meningkatkan partisipasi negara-negara anggota dalam implementasi kebijakan ISDB.

Sebagai negara anggota terbesar ketiga, Menkeu berharap IDB dapat memperbaiki tata kelola, prosedur, kapasitas dan instrumen pembiayaannya sesuai dengan tema pertemuan mendatang, yaitu mencari masa lalu kita, masa depan kita: orisinalitas, kesatuan dan kemakmuran.

 

Sebelumnya, Indonesia resmi menjadi pemegang saham terbesar ketiga di Islamic Development Bank (ISDB) setelah Arab Saudi dan Libya. Dewan Gubernur Islamic Development Bank memuji usulan Indonesia untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya pada Sidang Tahunan ISDB ke-48 (10-13 Mei 2023) di Jeddah, Arab Saudi.

Menteri Keuangan Bapak Mulyani Indrawati yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan dengan bertambahnya saham Bank Pembangunan Islam, Indonesia akan mendapatkan berbagai manfaat baik strategis maupun ekonomi.

“Meningkatkan posisi negosiasi Indonesia di ISDB untuk meningkatkan potensi pembiayaan ISDB 3,5-4 kali lebih besar,” kata Pak Mulyani melalui akun Instagram @smindrawati, Minggu (14/5/2023).

“Saya berharap dengan peningkatan kegiatan ini, kerja sama antara Indonesia dan ISDB dapat semakin diperkuat dan membawa kesejahteraan bagi semua,” ujarnya.

Pak Mulyani mengatakan bahwa Indonesia memiliki hubungan jangka panjang dengan Bank Pembangunan Islam. Keanggotaan Indonesia dalam ISDB dimulai pada 12 Agustus 1974, menjadi salah satu anggota pendiri.

 

Sebelum memiliki saham terbesar ketiga, kata Mulyani, Indonesia merupakan pemegang saham terbesar ke-12 dengan total penyertaan modal sebesar USD 1,511 juta atau 2,25 persen dari total modal ditempatkan ISDB.

Sedangkan ISDB Group sendiri sejak awal berdiri hingga tahun 2022 telah menyetujui pembiayaan sebesar USD 6,3 miliar untuk Indonesia.

Sebelumnya, Pak Mulyani juga menguraikan strategi Peningkatan Saham Khusus atau Special Capital Improvement (SCI). Dengan peningkatan saham tersebut, Indonesia menjadi pemegang saham ketiga setelah Arab Saudi dan Libya dengan peningkatan sebesar 8,43 persen.

“Pasca SCI akan didilusi untuk seluruh pemegang saham. Jadi hasil akhir saham Indonesia adalah 7,94 persen. Dewan Gubernur ISDB menyetujui SCI ini pada pertemuan tahunan ISDB pada 12 Mei 2023,” jelas Pak Mulyani. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D