0 0
Read Time:3 Minute, 43 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Katarak, suatu kondisi yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh dan mengganggu penglihatan, selama ini diyakini hanya bisa diobati dengan operasi.

Namun pencarian menggunakan kata kunci “Apakah katarak bisa diobati dengan obat tetes?” Ini masih mendominasi mesin pencari Google, yang menunjukkan berapa banyak orang yang mempercayai hal ini.

Dalam suatu kesempatan, Direktur Senior Rumah Sakit Mata JEC @ Kedoya, dr Setiyo Budi Riyanto SpM(K), menegaskan hingga saat ini belum ada obat katarak yang mujarab. Ia menegaskan, pengobatan katarak hanya bisa dilakukan melalui pembedahan atau pembedahan.

“Dulu banyak orang yang takut dengan operasi katarak karena prosedurnya manual, bukaannya lebar, ada jahitannya, dan disuntik obat bius,” ujarnya kepada Health dianrakyat.co.id. Namun dengan kemajuan teknologi, masyarakat tidak perlu lagi takut dengan operasi katarak karena prosedurnya kini sangat minim invasif.

Lukanya kecil, hanya 2,2 hingga 3 mm. Anestesi dilakukan hanya dengan obat tetes mata, dan penyembuhannya cepat. Dengan kemajuan teknologi, kualitas penglihatan bisa ditingkatkan, jelas Setio.

Selain itu, Setio menambahkan, “Penglihatan jarak jauh bisa kita perbaiki, kelainan silinder juga bisa kita perbaiki. Dengan demikian, hasil yang kami harapkan adalah peningkatan kualitas aktivitas sehari-hari pasien pasca operasi katarak. “

Penuaan merupakan penyebab utama terjadinya katarak, kata Setio, karena lensa mata cenderung berkabut seiring bertambahnya usia.

Selain faktor usia, paparan sinar ultraviolet dari sinar matahari juga bisa menyebabkan lensa mata menjadi keruh.

Faktor komorbiditas dan penyakit lain seperti diabetes, serta penggunaan obat steroid, juga dapat mempercepat berkembangnya katarak.

Lebih lanjut Setiu menjelaskan, katarak masih menjadi masalah besar di Indonesia yang menduduki peringkat kedua dunia dalam hal penderita katarak.

Beliau mengatakan: “Katarak dapat menyebabkan kebutaan, sehingga penting bagi kita sebagai dokter mata untuk berupaya menurunkan angka kebutaan melalui berbagai kegiatan yang membantu pemerintah dan masyarakat.”

Katarak dapat dicegah dan diobati dengan operasi katarak. Teknologi operasi katarak kini sudah sangat maju sehingga tidak perlu takut untuk menjalani prosedur ini.

Operasi katarak kini bersifat minimal invasif, prosesnya cepat, fasilitas kesehatannya bagus, dan peralatan yang digunakan juga sangat bagus di Indonesia.

Katarak tidak menakutkan karena bisa dicegah dan diobati. Ia menambahkan: “Dengan mengurangi angka kebutaan akibat katarak, harapan hidup masyarakat dapat meningkat.”

Jika katarak tidak diobati atau tidak dilakukan pembedahan, katarak akan semakin menebal, menyebabkan penglihatan menjadi gelap dan akhirnya kebutaan. Angka kebutaan akibat katarak masih tinggi hingga saat ini karena beberapa faktor. Faktor sosial ekonomi: Banyak orang tidak mampu membiayai operasi katarak. Faktor pendidikan : kurangnya pengetahuan tentang pentingnya operasi katarak dan dampaknya terhadap penglihatan. Kurangnya informasi: Banyak yang tidak menyadari bahwa jika operasi katarak tidak segera dilakukan dapat mengakibatkan kebutaan permanen.

Meski teknologi modern untuk operasi katarak membutuhkan biaya yang tidak sedikit, Setio mengatakan bantuan BPJS dapat membantu menurunkan angka kebutaan dengan memberikan akses operasi katarak kepada masyarakat yang membutuhkan.

Ya, pasca operasi katarak, kami berharap pasien bisa melihat dengan jelas dan meningkatkan aktivitas sehari-hari.

Meski demikian, Setio menegaskan, pemeriksaan awal sebelum operasi sangat penting. Jika hasilnya baik dengan fungsi saraf normal dan hasil laboratorium normal, sebagian besar pasien dapat kembali beraktivitas normal tanpa masalah setelah operasi katarak.

Namun, faktor komorbiditas seperti diabetes yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi fungsi saraf dan kualitas retina, sehingga meskipun operasi katarak berhasil dan menggunakan kacamata yang bagus, penglihatan mungkin tidak ideal.

Oleh karena itu, pemeriksaan awal yang baik sangat penting untuk memastikan keberhasilan hasil operasi katarak dan penglihatan yang baik.

Katanya, “Karena yang terpenting adalah pemeriksaan awal. Kalau awalnya bagus, Insya Allah penglihatannya bagus.”

Katarak, gangguan penglihatan yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh, masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan mata di Indonesia. Data menunjukkan 80 persen dari 1,6 juta kasus kebutaan di Indonesia disebabkan oleh katarak.

Sayangnya, banyak penderita katarak yang tidak menyadari kondisinya sehingga enggan menjalani operasi yang dianggap sebagai satu-satunya solusi efektif untuk memulihkan penglihatannya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi dan kesadaran masyarakat mengenai katarak.

Rumah Sakit dan Klinik Mata JEC bekerja sama dengan PERDAMI (Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia) terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap katarak melalui berbagai kegiatan, termasuk perayaan Bulan Peduli Katarak 2024.

JEC juga akan menawarkan operasi katarak gratis kepada masyarakat pada bulan Oktober 2024 sebagai bagian dari Inisiatif Katarak BAKTI.

Ketua Umum PERDAMI, Profesor Dr. Budu Ph.D. SpM(K) M.Med.Ed menekankan, katarak bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Oleh karena itu, edukasi dan kesadaran terhadap katarak harus terus digalakkan agar masyarakat dapat menjalani deteksi dini dan pengobatan yang tepat.

Sementara itu, Setio menekankan pentingnya pemeriksaan mata secara rutin untuk mendeteksi katarak sejak dini.

Dengan pengobatan yang tepat, penderita katarak dapat terhindar dari risiko kebutaan dan penurunan kualitas hidup.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D