0 0
Read Time:2 Minute, 42 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan menetapkan Program Pendidikan Profesi Dokter (PPDS) berbasis Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU) atau rumah sakit yang didirikan.

Terkait hal tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI Eddie Vuryanto menanggapinya. Ia menyetujui program tersebut sebagai salah satu usulan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Pasal 209 Ayat 2 Kehidupan.

“Keberhasilan dan keberanian Kementerian Kesehatan menata rumah sakit ini bagus,” kata AD dalam keterangan tertulis yang diperoleh Health dianrakyat.co.id, Senin (6/5/2024).

Namun, Ed mengingatkan kita perlunya mengantisipasi dampak buruknya. Misalnya, tidak boleh ada standar ganda dengan institusi medis yang menawarkan program khusus.

“Kurikulum, metode pengajaran dan kualitas siswa antara yang masuk rumah sakit dan universitas harus sama. Rumah sakit didirikan dan sekolah bertanggung jawab atas kualitas pendidikan. Tentu saja kita bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan. Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, program rumah sakit dan organisasi rumah sakit yang berkelanjutan,” jelas AD.

Oleh karena itu, diperlukan peraturan pemerintah untuk melaksanakan pendidikan profesi berbasis rumah sakit.

Anggota DPRD Daerah Pemilihan Jawa Tengah III ini mengamini peserta program dokter rumah sakit khusus ini berasal dari daerah dan akan kembali ke daerahnya.

Ketersediaan dokter di daerah tertinggal, sulit dan perbatasan perlu diperhatikan. Edy menemukan hal tersebut dari berbagai keluhan masyarakat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan karena minimnya dokter. Paling tidak mereka harus meninggalkan tempat itu, yang akhirnya memakan banyak biaya.

“Kami berharap mahasiswa rumah sakit ini merupakan warga lokal dan mau mengabdi pada daerahnya,” harap Eddy.

AD menambahkan, dalam pilot project rumah sakit tersebut, terdapat enam rumah sakit yang menyelenggarakan enam jenis pendidikan kedokteran khusus.

Ia memahami bahwa peresmian program ini akan dilakukan secara bertahap dan menyarankan agar Kementerian Kesehatan fokus pada layanan dasar profesional di masa depan.

“Menurut Kementerian Kesehatan dalam siaran persnya, hingga April 2024, 34 persen rumah sakit daerah di Indonesia belum memiliki tujuh dokter spesialis utama seperti dokter spesialis anak, obgyn, penyakit dalam, dan anestesi. kita kejar,” kata Eddy.

AD meminta Kementerian Kesehatan menambah jumlah perawat spesialis dan apoteker seiring dengan bertambahnya jumlah dokter spesialis.

“Karena UU 17/2023 menekankan pendidikan profesi tidak hanya untuk dokter. Tenaga kesehatan spesialisnya adalah perawat dan apoteker. Termasuk juga psikolog klinis. “Sekarang, jangan berpura-pura program profesi hanya untuk dokter. , ”katanya.

Pendidikan keperawatan khusus telah dikembangkan di banyak universitas. Spesialisasinya meliputi pediatri, keperawatan bedah, psikiatri, komunitas, onkologi, dan kebidanan termasuk darurat.

“Bisa direkomendasikan di rumah sakit. “Pendidikan profesional ini harus diberikan kepada perawat,” ujarnya. 

Menurutnya, perawat merupakan mitra dokter sehingga memerlukan ilmu yang sama. Ada banyak jenis profesional dalam kekurangan keperawatan. Misalnya, jumlah perawat hemodialisis diperkirakan kurang dari sepuluh ribu.

“Rasio dan distribusi perawat itu penting. Sebab pelayanan kesehatan memerlukan kerjasama antara dokter dan perawat. Jangan lengah, kata politikus PDI Perjuangan itu.

“Hal berikutnya yang harus dilakukan dengan program rumah sakit ini adalah pemerataan distribusi alat kesehatan,” lanjut AD.

Menurut AD, sebaiknya dibuat peta ketersediaan alat kesehatan. Misalnya di suatu provinsi, rumah sakit tipe A, B, C, dan D punya semua fasilitasnya. Jika peralatan medis tidak mencukupi, pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama untuk menyediakannya. Menurutnya, tidak hanya para dokter atau tenaga medis saja, masyarakat juga merasakan manfaat dari pemerataan pelayanan kesehatan.

“Mudah-mudahan cara pemindahan orang hanya bisa dilakukan di satu provinsi. Tidak perlu ada masyarakat yang keluar provinsi karena tidak ada alat kesehatan atau tenaga medis,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D