dianrakyat.co.id, Jakarta – Kesuksesan tidak terjadi dalam semalam. Diperlukan sebuah proses untuk mencapai hal tersebut. Mempersiapkan diri untuk sukses adalah bagian dari proses.
Ruma Change, didirikan oleh Profesor Reynold Casali, bermitra dengan Guru Grooming untuk meluncurkan program School of Grooming guna membantu mendidik individu agar lebih sukses. Program ini merupakan salah satu dari enam program pengembangan diri yang dicanangkan Ruma Change pada tahun 2024.
Menurut Profesor Renald Casali, kebersihan sangat penting baik bagi individu maupun organisasi. Apalagi di zaman modern dimana identitas manusia terhadap orang lain sedang mengalami mobilitas.
“Saat ini kita tidak hanya membutuhkan pikiran yang kuat tetapi juga perlu membuat diri kita diterima oleh orang-orang di sekitar kita. Jadi kita bukan hanya apa yang ada di dalam diri kita, tetapi juga apa yang kita masukkan ke dalam diri kita sendiri bajunya, tapi yang cocok dan cocok untuk kita,” kata Reynolds di Jakarta Escape House of Change, Sabtu (27/1).
Perawatan, kata Profesor Reynolds, ibarat menambahkan bumbu pada sayuran yang akan meningkatkan cita rasanya, suatu campuran yang akan membuat seseorang menjadi sempurna.
Katanya, “Merawat adalah tentang penambahan. Kalau tidak ada tambahan, seperti saat kita makan sayur maka tidak ada rasa. Kecantikan adalah tentang rasa, tentang membuat sesuatu menjadi lebih indah.”
Beauty School merupakan salah satu dari enam program pengembangan diri yang diluncurkan House of Change pada tahun 2024. Lima program lainnya adalah School of Leadership, School of Sustainability, School of Data and Digital Analytics, School of Digital Marketing, dan School of Politics. , menyelesaikan adegan pelatihan di institut itu.
Yuli Hartento, pendiri Guru Grooming, menjelaskan bahwa grooming bukan sekadar menjaga penampilan, tetapi juga bisa diartikan secara luas sebagai “merawat diri sendiri”.
“Grooming artinya bersiap untuk mencapai tujuan tertentu,” kata Yuli.
Tujuan yang dimaksud bisa berupa jabatan, karir, bahkan status sosial, tergantung standar yang ada. Menariknya, Sekolah Kecantikan tidak hanya mendapat materi yang beragam, tapi juga kecantikan. Topik yang dibahas meliputi pengembangan kepribadian dan kepercayaan diri, kecantikan, etiket meja, kepemimpinan, personal branding, komunikasi interpersonal, keterampilan presentasi dan berpakaian untuk sukses.
“Kami akan lebih banyak berlatih dan mendapatkan lebih banyak contoh,” kata Yuli.
Yuli mengatakan, semua orang bisa belajar di sekolah kecantikan, baik pria maupun wanita dengan berbagai usia dan latar belakang. Bagi para profesional, grooming berguna untuk membantu mereka tampil lebih percaya diri dan kompeten di tempat kerja. Selain itu, bagi para ibu rumah tangga, dandanan juga penting dilakukan agar para ibu dapat tampil percaya diri dan membantu tumbuh kembang anaknya.
Ilmu yang diberikan di Sekolah Kecantikan diharapkan dapat membantu individu khususnya generasi muda untuk menjadi manusia dengan paket 3B yang lengkap – Otak, Kecantikan, Perilaku, Citra Diri Positif dan Percaya Diri yang Kuat.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang turut hadir dalam peluncuran sekolah kecantikan tersebut memuji program tersebut sebagai contoh penyegaran pola pikir generasi muda di Indonesia.
Budi Karya mengatakan, “Saya mengapresiasi kerjasama Ruma Chang dan Grooming Guru, karena benar-benar akan memberikan topik yang sangat bermakna bagi generasi muda, yang sedang berkarir, yang dapat mengubah pola pikirnya.”
Budi mengatakan pusat pengembangan pendidikan serupa sangat penting, apalagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi.
“Kita mempunyai jumlah penduduk di Indonesia yang berjumlah 270 juta jiwa. Dan pada tahun 2045 kita akan menjadi negara yang besar sehingga kita perlu mulai memanfaatkan bonus demografi ini dengan baik, terutama dari aspek sumber daya manusia,” ujarnya.
Budi mengatakan, kecerdasan saja tidak cukup bagi masyarakat, diperlukan pula soft skill lain untuk menunjangnya. “Menurut saya, keberadaan lembaga seperti Sekolah Kecantikan ini sangat bagus dan bisa menjadi contoh bagi dunia pendidikan yang perlu direformasi dalam hal perubahan pola pikir, penampilan, dan perilaku.”