0 0
Read Time:2 Minute, 10 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah pada Jumat, dipengaruhi kuatnya data perekonomian Amerika Serikat.

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp 15.748 per dolar AS dari Rp 15.700 per dolar AS.

“Indeks dolar AS rebound setelah data perekonomian yang kuat mendukung perkiraan sikap The Fed yang kurang akomodatif,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Penjualan ritel AS naik 1 persen bulan ke bulan (mo-m-o-m) pada bulan Juli 2024, menyusul revisi penurunan bulanan sebesar 0,2 persen pada bulan Juni 2024, melampaui ekspektasi pasar sebesar 0,3 persen bulan ke bulan, menunjukkan ketahanan baru. di kalangan konsumen Amerika.

Peningkatan ini merupakan yang terbesar sejak Januari 2023, dengan peningkatan paling signifikan terjadi pada penjualan diler kendaraan bermotor dan suku cadang.

Selain itu, klaim pengangguran awal secara tak terduga turun selama dua minggu berturut-turut pada pertengahan Agustus, menghilangkan kekhawatiran mengenai lemahnya pasar tenaga kerja yang muncul dari laporan ketenagakerjaan terbaru.

Jumlah klaim tunjangan pengangguran AS turun 7.000 menjadi 227.000 pada pekan yang berakhir 10 Agustus 2024, bertentangan dengan ekspektasi pasar akan potensi peningkatan menjadi 235.000.

Ini merupakan penurunan mingguan kedua berturut-turut setelah klaim mencapai puncaknya hampir 250.000 pada akhir Juli 2024, tingkat yang belum pernah terjadi dalam hampir satu tahun. Angka terakhir ini juga menandai jumlah klaim baru yang diajukan terendah dalam lima minggu.

“Hal ini mendorong investor menaikkan perkiraan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan berikutnya pada September 2024, berbeda dengan konsensus penurunan suku bunga sebesar 50 bps pada awal pekan,” ujarnya. .

Pada saat yang sama, penguatan tajam dolar AS dibatasi oleh angka produk domestik bruto (PDB) yang kuat dari Jepang dan Inggris.

Pelemahan rupee juga disebabkan oleh penghindaran risiko (risk aversion) Tiongkok yang menghilangkan sentimen inflasi pada Indeks Harga Konsumen (CPI) AS.

Beberapa data Tiongkok masih memberikan sinyal perlambatan sehingga memicu kekhawatiran terhadap masa depan pemulihan ekonomi Tiongkok.

Sumber kekhawatirannya mencakup meningkatnya data pengangguran, kontraksi investasi yang lebih dalam, dan turunnya harga properti.

Sentimen dari Tiongkok memberikan tekanan pada mata uang Asia sehingga melemahkan kinerja harian terhadap dolar AS.

Di sisi lain, surplus perdagangan Indonesia pada Juli 2024 secara tak terduga turun menjadi $0,47 miliar dari $2,39 miliar pada Juni 2024, yang merupakan surplus terendah sejak Mei 2023, terutama disebabkan oleh peningkatan tajam pada semua kategori impor.

Josua memperkirakan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp 15.675 per dolar AS hingga Rp 15.800 per dolar AS pada perdagangan saat ini.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D