0 0
Read Time:2 Minute, 42 Second

dianrakyat.co.id, Bogor – Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia. Setelah Brasil dan Vietnam

Di sektor kopi, Indonesia menawarkan banyak cita rasa dan aroma yang unik berkat beragamnya biji kopi yang ditanam di berbagai daerah. Dari Aceh hingga Papua Dengan keunggulan tersebut, kopi Indonesia memiliki nilai ekspor yang tinggi.

Potensi tersebut juga dimiliki oleh perkebunan kopi Cikoneng di kota Tugu Utara, Bogor. Sayangnya, hasil panen kopi Arabika yang ditanam di perkebunan selama ini masih kurang. Pasalnya, para petani yang bekerja di perkebunan teh masih memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai budidaya kopi.

Melihat hal tersebut, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melalui Bakti BCA berupaya merehabilitasi kebun kopi Cikoneng.

Dalam kebangkitan ini Petani didorong untuk menggunakan pupuk organik agar ramah lingkungan dan ekonomis. Pupuk yang digunakan disebut Pupuk Organik Doami. Merupakan pupuk organik dengan 100 persen bahan alami.

Pupuk diolah dengan cara fermentasi menggunakan mikroorganisme alami. dan terdiri dari 3 jenis produk yaitu: pupuk organik padat dalam tanah Pupuk organik cair dalam tanah dan pupuk daun organik cair

Menurut peneliti pupuk organik Profesor Muslimin Madjid Doami, pupuk ini mampu menghemat penggunaan pupuk dari biasanya 15 kg menjadi 1 kg.

Peneliti yang akrab disapa Profesor Muslim ini mengatakan penelitian penurunan berat badan dari 15 kilogram menjadi 1 dilakukan dalam kurun waktu dua tahun.

Dalam dua tahun tersebut umat Islam terus berinovasi dan bereksperimen. untuk secara konsisten mencapai hasil yang diinginkan

“Dan sekarang saya targetkan banget bisa mencapai 500 gram,” kata Muslim saat ditemui di Kebun Kopi Cikoneng, Bogor, Senin, 10 Juni 2024.

Ia menekankan bahwa bahan-bahannya organik dan tidak mengandung sedikit pun bahan kimia.

“Organik, saya tidak mau menyentuh bahan kimia. Petani kami tidak membutuhkan bahan kimia. Organik sudah cukup. Segala sesuatu mulai dari kotoran sapi hingga segala jenis tanaman bisa berubah ukuran dan proses fermentasinya, jelas Muslim kepada Health dianrakyat.co.id.

Muslim juga menjelaskan bahwa pembuatan pupuk organik sangat mudah dan murah. Biaya penggunaan pupuk organik per tanaman sekitar Rp 8.000.

Ia juga mengatakan, di rumahnya ia memiliki laboratorium yang meneliti pupuk organik. Setiap hari dia bangun dan langsung berangkat kerja di laboratorium saat subuh. Nama Doami berasal dari kata Doa Umi atau Doa Ibu.

Sejauh ini belum ada produksi massal di Indonesia. Pasalnya, mengubah perilaku masyarakat untuk menggunakan pupuk organik bukanlah hal yang mudah.

“Masih belum ada (produksi massal di seluruh Indonesia) karena tidak mudah mengubah perilaku masyarakat.”

Umat ​​Islam pada umumnya mengatakan bahwa kotoran tersebut terbuat dari kotoran sapi, dedaunan, dan ranting. Semua jenis bahan organik dapat digunakan sebagai pupuk organik.

“Semua bahan organik bisa dijadikan pupuk. Tapi ada syarat lain. Mereka harus rendah polifenol, rendah tanin, tinggi nutrisi dan tersedia dalam jumlah banyak. Itu adalah prinsip organik,” jelas Muslim.

“Kenapa nutrisinya banyak tapi tidak tersedia? Nutrisi ini harus tersedia di tempatnya. (di ekosistem alam) agar mudah diakses”, tambahnya.

Dengan pemanfaatan pupuk organik untuk merehabilitasi perkebunan kopi, Cikoneng, EVP BCA, Corporate Communications and Social Responsibility, Hera F. Haryn berharap produksi kopi semakin meningkat. Ketika produksi meningkat, perekonomian petani pun ikut membaik.

“Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah dan nasional. “Hal ini sejalan dengan komitmen BCA sebagai bank nasional yang berkomitmen memberikan manfaat nyata kepada masyarakat melalui inisiatif Bakti BCA.”

“Inisiatif ini merupakan langkah penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan kelestarian lingkungan,” kata Hera.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D