0 0
Read Time:2 Minute, 29 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Suleiman mendorong pengembangan industri kecil dan menengah perunggasan agar dapat berkembang dan berkembang menjadi usaha besar sehingga dapat berkontribusi terhadap pasokan kebutuhan unggas nasional.

“Saya berharap kedepannya petani kecil bisa berkembang menjadi menengah, menengah menjadi besar dan besar menjadi lebih besar lagi,” kata Amran pada Rapat Dengar Pendapat III Kajian Kementan. Keputusan no. 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Untuk Konsumsi di Jakarta, Senin (29/4/2024).

Dalam kegiatan tersebut, Mentan menghimbau seluruh pemangku kepentingan di bidang peternakan unggas, mulai dari peternak mandiri hingga industri peternakan besar, untuk menciptakan iklim yang mendukung untuk mendorong pembangunan perunggasan nasional. Amran mengatakan pihaknya sebelumnya telah menggelar dua rapat yakni pada 19 Februari 2024 dan 5 Maret 2024. Setelah itu, revisi draf tersebut akan rampung pada 29 April 2024.

Amran mengatakan, revisi peraturan Menteri Pertanian ini merupakan gagasan seluruh pemangku kepentingan di bidang peternakan unggas untuk melindungi hak-hak peternak, mulai dari peternak kecil hingga peternak besar.

“Tentu tidak semua orang akan senang dengan peraturan baru ini, namun perubahan ini diperlukan untuk memperbaiki kondisi peternakan Indonesia agar bisa terus berkembang,” tambah Amran.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Nasrullah menambahkan, revisi Peraturan No. 32 Menteri Pertanian Tahun 2017 akan memberikan dampak positif yang signifikan terhadap bisnis perunggasan di Indonesia.

Lebih lanjut, lanjut Nasrullah, dengan mempertimbangkan banyaknya perubahan yang terjadi akibat perkembangan zaman, evolusi konsumen, dan evolusi pasar.

“Kami berharap dengan adanya kajian Mentan terhadap peraturan ini, maka ekosistem perunggasan nasional baik daging maupun telur ayam ras akan semakin baik dan mudah-mudahan semakin berkembang.” Sebab, seperti yang kita tahu, kita sudah berpuas diri selama bertahun-tahun terhadap ayam dan telur, kata Nasrullah.

Ia juga berharap unggas tanah air bisa tumbuh dan mendukung program presiden terpilih, baik konsumsi susu maupun makan gratis yang membutuhkan pangan alami sumber protein hewani.

Pertemuan ini dihadiri oleh Persatuan Peternak Unggas Indonesia (Pinsar), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Persatuan Peternak Unggas Indonesia (Pinsar), Kelompok Kerja Pangan dan peternak mandiri dari berbagai provinsi di Indonesia. Semua berkontribusi pada revisi Keputusan Menteri Pertanian.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada CEO PKH yang telah membuka ruang untuk kami berdiskusi sebanyak tiga kali dan mengapresiasi Menteri Pertanian yang sangat profesional terhadap petani kecil,” kata Suvardi, petani mandiri anggota Sejahtera. Perusahaan Unggas.

Sementara itu, Sekjen Pinsar Muhlis Wahyudi menilai perubahan Peraturan Menteri Pertanian tentang ayam ras dan telur akan memberikan kesempatan bagi para peternak untuk menyampaikan keluh kesahnya selama beternak.

“Kemarin, jika terjadi sesuatu di lapangan, sulit untuk melaporkannya. Kami bingung harus merujuk siapa. Sekarang kami punya cara (untuk melaporkan). “Peraturan ini perlu dicermati agar kita bisa merasakan dampaknya,” kata Muhlis.

Selain itu, Presiden GPMT Jenderal Desianto Budi Utomo mengatakan pemasok pakan dan peternak unggas harus bersatu untuk mengembangkan industri unggas tanah air.

“Tadi permintaan Menteri adalah menurunkan harga pakan ternak. “Masalah ini akan dibawa ke anggota pabrik pakan untuk mempertimbangkan penurunan harga pakan agar peternak dapat memperoleh keuntungan yang nyaman sehingga dapat bertani secara berkelanjutan,” tutup Desianto.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D