0 0
Read Time:3 Minute, 11 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Tidak banyak road movie yang diisi dengan akting seru, akting tajam, dan penokohan kuat yang dibangun dari sudut pandang dan argumen yang saling bersaing. Pengecualian adalah Didio dengan Sean Penn dan Dakota Johnson.

Cerita sederhana. Fungsionalitas yang kompleks. Disajikan dengan santai dan terkadang bercanda, kompleksitas memudar menjadi kesederhanaan hingga dua sosok abu-abu itu menjelma menjadi karakter menawan.

Film-film Didio memang sulit untuk disukai. Hal ini didasarkan pada dua karakter utama yang muncul hingga babak terakhir. Selama 100 menit, 99% durasinya menampilkan wajah Dakota Johnson dan Sean Penn.

Mereka bergumam dengan sia-sia tapi tidak sia-sia. Click Film menghadirkan Didio ke Indonesia. Film garapan sineas Christy Hall ini akan tayang di bioskop Indonesia pada 10 Juli 2024. Berikut review film Didio. 

Mendarat di Bandara Internasional John F. Kennedy, New York, AS, Girlie (Dakota Johnson) yang tampak lelah naik taksi pulang. Sopir, Clark (Sean Penn). Berbagai topik dibahas sepanjang perjalanan.

Girlie baru saja mengunjungi adik tirinya yang terkenal menyebalkan. Pertemuan itu menyenangkan. Mereka berdua minum tadi malam. Clark, seorang sopir taksi selama 20 tahun, diam-diam membaca kepribadian Girlie.

Ia memperhatikan dengan cermat cara Girly berpakaian, interaksinya dengan pengemudi yang sebenarnya adalah orang asing, dan keputusannya untuk tidak terlalu sering bermain-main dengan ponselnya selama perjalanan. Dari situlah keduanya saling terbuka soal kehidupan pribadinya.

Clark mengakui bahwa dia memiliki istri yang cantik tapi bodoh, yang saat itu adalah seorang simpanan berusia 19 tahun. Girlie rupanya sudah hidup tanpa ayah sejak dia berumur 6 tahun. Diam-diam, di dalam taksi, ia berbincang mesra dengan pria bernama L. lewat telepon genggamnya.

Apa yang Anda lihat di layar saat menonton Didio adalah wajah Dakota Johnson, Sean Penn, interior taksi tua, dan jalanan Amerika di malam hari. Terkadang kamera membingkai lingkungan perkotaan yang tidak pernah tidur, meski gelap, untuk menghindari kebosanan.

Di momen lain, perjalanan kedua protagonis tersebut terhenti akibat kecelakaan fatal dan polisi setengah mati dalam menangani kejadian tersebut. Selebihnya hanyalah obrolan, gosip dan gosip. Babak pertama agak membosankan karena terlalu banyak dialog.

Keunggulan Didio adalah keberagaman topiknya. apa yang kamu inginkan Menjadi orang tua, kehilangan, cinta, perselingkuhan, persahabatan, karier, digitalisasi yang mereduksi posisi uang tunai menjadi angka-angka kecil di aplikasi ponsel pintar? Semuanya ada di sana.

Disajikan secara santai, menengok masa lalu kedua tokoh utamanya, celotehan iseng ini lebih banyak mengandung kebenaran dibandingkan omong kosong. Bentrokan dua ide asing dengan cakrawala yang sangat berbeda. Yang benar-benar menguntungkan penonton adalah sudut pandangnya diperkuat.

 

Menit demi menit berlalu, kedua sosok yang awalnya berjauhan itu mulai membuka hati, ditandai dengan keputusan pengemudi untuk membuka sekat transparan yang memisahkan pengemudi dan penumpang. Interaksi dan kontak mata sering terjadi. Mengurangi jarak.

Dakota Johnson, dengan ekspresi bervariasi, menyampaikan berbagai macam emosi. Senyumannya, cara dia mengungkapkan rasa sakitnya dengan sebuah kata, kebingungannya dalam kata-kata, dan bahkan keterkejutannya ketika orang lain membaca perjalanannya sungguh menawan.

 

Di sisi lain, ada Sean Penn yang tak henti-hentinya membombardir dialognya berdasarkan pengalaman. Konsistensi tak begitu penting dalam penampilan aktor peraih 2 Oscar ini. Ada saat ketika pintu itu dibuka. Hal ini membuat karakter Clarke menjadi labirin.

Akting keduanya adalah segalanya di film ini. Dalam beberapa hal, skenario yang dibuat oleh Christy Hall tampak cerdas. Terutama pada bagian yang membahas tentang usia dan romansa wanita di bab ketiga.

Didio bukanlah kebanyakan film. Tidak bagi kebanyakan orang. Menonton Didio seperti menonton sesi ibadah. Bersama Didio, kami memaknai hidup agar tidak sekedar menjalani. Setiap orang mempunyai masalah dan perjuangan untuk mempertahankan nilainya.

Ketika kamu menghadapi masalah, janganlah kamu menghancurkannya. Kuncinya adalah tetap bernapas, tidak tenggelam, terus naik hingga Anda melihat cahaya dan warna. Dengan cara ini semuanya akan baik-baik saja. Sejujurnya, film ini sangat dalam…

 

 

 

Pemeran: Dakota Johnson, Sean Penn

Produser: Dakota Johnson, Roe Donnelly, Emma Tillinger Koskoff, Christy Hall, Paris Kasidokoustas-Latsis, Terry Dugas

Sutradara: Christy Hall

Pengarang: Christy Hall

Produksi: Sony Gambar Klasik

Durasi: 1 jam 40 menit

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D