0 0
Read Time:1 Minute, 48 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Pekan lalu ramai heboh soal penggunaan batu kecubung. Menurut Persatuan Dokter Jamu Tradisional Indonesia yang Dikembangkan Oleh Persatuan Dokter (PDPOTJI), ada beberapa alasan orang mengonsumsi kecubung. Salah satunya adalah dia ingin mencoba. 

“Alasan orang mencoba batu kecubung biasanya adalah orang-orang yang kondisi mental atau emosinya tidak stabil, misalnya anak muda dan remaja,” kata Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) Dr. Ingrid Tania, M.Sc.

Ingrid mengatakan, memakan buah kecubung biasanya terjadi karena seseorang sedang dalam keadaan emosi atau emosional. Hal ini sering digunakan sebagai pelarian dari depresi atau kecemasan. Seperti halnya ketika seseorang ingin mengetahui tentang tembakau, narkoba atau narkotika.

Batu kecubung digunakan oleh pecandu

Lalu orang yang memakan kecubung juga bisa menjadi ketagihan. Pecandu menyalahgunakan kecubung dan mencampurkannya dengan obat keras yang mengandung zat Carnophen.

“Obat atau obat tersebut bersifat adiktif dan ilegal. Tidak boleh diedarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Dulunya obat penyakit tulang, tapi karena bisa bersifat psikis dan menimbulkan kecanduan, makanya haram, “kata Ingrid, dilansir Antara. .

Namun peredaran obat tersebut di kalangan masyarakat masih tersedia dengan harga murah, termasuk pelacur yang menggunakan buah kecubung.

Inggrid mengingatkan, meminum minuman tersebut bisa berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan penglihatan, peningkatan gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan jantung, bahkan kematian.

Jika ada yang mabuk kecubung, Ingrid menyuruh membawanya ke rumah sakit terdekat. 

“Masyarakat tidak bisa membantu dengan pelayanan medis, satu-satunya cara adalah dengan membawa ke rumah sakit karena orang yang mabuk kecubung harus diberi obat yaitu obat yang menyebabkan mabuk atau penglihatan kabur,” ujarnya. 

Direktur RSJ Sambang Lihum Banjar Kalimantan Selatan Yuddy Riswandhy Noora mengatakan pihaknya hingga saat ini sudah menerima 42 pasien diduga mabuk batu kecubung. Sedangkan dua korban tewas diperkirakan berusia 20-an dan 40-an tahun.

Dr. Firdaus Yamani, Psikiater Konsultan Kecanduan RSJ Sambang Lihum, mengatakan pasien yang datang karena kecanduan batu kecubung berada dalam situasi yang sulit. Mereka tampak gelisah, berbicara tidak jelas, dan bahkan sulit tidur.

“Jadi mereka kita berikan suntikan untuk menenangkannya dan juga kalau mereka tidak bisa tidur kita berikan obat untuk menenangkannya,” kata Firdaus.

Dari pemeriksaan pendahuluan, Firdaus menduga korban memakan buah kecubung yang dicampur bahan kimia lain. Namun, kata dia, dakwaan tersebut harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D