0 0
Read Time:3 Minute, 28 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menargetkan perekonomian Indonesia tumbuh 8 persen per tahun. Dunia kerja tidak melihat hal ini sebagai suatu prestasi yang tidak dapat dicapai.

Namun salah satu faktornya adalah meningkatnya daya beli masyarakat, termasuk pekerja. Untuk pekerjaan ini, perlu adanya kenaikan gaji.

“Dalam rangka menumbuhkan perekonomian melalui sektor ketenagakerjaan, pemerintah harus memberikan perhatian pada peningkatan kualitas dan kesejahteraan pekerja. Hal ini dapat dicapai dengan kebijakan pembayaran upah pada kedudukan yang layak dan adil,” kata Kepala Badan. departemen. Departemen Informasi dan Promosi Sh. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Kahar S. Cahyono kepada dianrakyat.co.id, Kamis (5/9/2024).

Menurut dia, kebijakan pengupahan yang adil akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga semakin merangsang konsumsi dalam negeri sebagai salah satu faktor utama perekonomian.

Selain itu, ketentuan ketenagakerjaan yang adil seperti pencabutan UU Cipta Kerja juga perlu dilakukan, ujarnya.

Lebih lanjut, Kahar juga menekankan upaya peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia. Ia meminta pemerintah serius menggalakkan pendidikan dan pelatihan keterampilan memadai yang terintegrasi dengan dunia kerja.

“Hal ini akan memperkuat daya saing mereka di pasar tenaga kerja, membuka peluang kerja yang lebih baik dan memungkinkan pekerja berpindah ke sektor berpenghasilan lebih tinggi,” katanya.

“Selain itu, perluasan akses terhadap layanan kesehatan dan jaminan sosial juga menjadi kunci untuk memperkuat kelas menengah, karena akan memberikan rasa aman dan stabilitas bagi pekerja dan keluarganya,” kata Qahar.

 

Apalagi, Kahar menilai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai ambisius.

“Dari sudut pandang buruh, rencana ini tentunya merupakan tujuan besar yang jika dilaksanakan dapat memberikan dampak positif, terutama dalam hal peningkatan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan buruh,” ujarnya.

Kahar mengatakan, modal diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5%.

“Apakah tujuan tersebut realistis? Mengingat tren pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, mencapai 8 persen tentu memerlukan kebijakan ekonomi yang sangat kuat, terutama dalam kondisi global yang tidak menentu,” jelasnya.

Oleh karena itu, diperlukan strategi yang komprehensif dan pro rakyat, termasuk penguatan sektor padat energi seperti manufaktur dan industri padat karya. Bukan hanya investasi kecil-kecilan untuk menciptakan lapangan kerja, lanjutnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid mendukung impian presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Menurut dia, sikap optimis terhadap pembangunan ekonomi perlu terus digalakkan meski hal tersebut tidak bisa segera dicapai.

“Kalau saya bilang kita harus optimis dulu, kita punya tujuan. Target (pertumbuhan ekonomi) 8 persen menurut saya realistis. Bukan tidak mungkin langsung mencapai 8 persen di tahun depan saja,” kata Arsjad. . kepada dianrakyat.co.id saat ditemui di sela-sela acara ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

“Secara bertahap mungkin di tahun ketiga pemerintah akan datang. Namun, kita harus optimis dulu memikirkan bagaimana menuju ke sana,” ujarnya.

Dari sisi bisnis, Arsjad berharap pemerintahan mendatang mampu mengambil kebijakan yang tepat sasaran. Namun, ia mencatat peraturan antar instansi seringkali tumpang tindih.

Yang kedua adalah kebijakan yang konsisten atau konsisten antara pemerintah pusat dan daerah, ujarnya.

Menurut dia, koordinasi peraturan antar lembaga di pusat dan daerah juga akan lebih memberikan kepastian kepada investor. Khususnya untuk kebijakan terkait investasi.

“Beda aturan yang saling cocok. Kalau kebijakannya tidak cocok, susah. Juga antar kementerian, antara pusat dan daerah, begitu juga dengan kebijakan yang diterbitkan, ada kebijakan yang memihak pasar sehingga yang ingin dimasuki investor, katanya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membeberkan beberapa cara efektif untuk meningkatkan tingkat pembangunan ekonomi Tanah Air. Mengingat target presiden terpilih Prabowo Subianto adalah 8 persen.

Katanya, salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan meningkatkan ekspor. 

“Fokus utamanya kalau kita ingin tumbuh, Pak Prabowo ingin tumbuh 7-8 persen, tentu kalau kita ingin tumbuh 7-8 persen, kita harus benar-benar meningkatkan ekspor,” kata Mendag Zulkifli. . parlemen. Kompleks, Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Selain ekspor, ia juga menekankan pentingnya melindungi produk lokal dan UKM. Termasuk produk industri dalam negeri.

Di sisi lain, aspek masuknya investasi ke Indonesia juga menjadi aspek yang tidak boleh dilewatkan dalam menunjang pembangunan perekonomian negara.

“Kita perlu menjadi jauh lebih besar dari saat ini, selain tentu kita perlu banyak berinvestasi. Sebenarnya bagaimana kita menguasai pasar global,” ujarnya.

Peran pengendalian produk impor dan stabilisasi harga dalam negeri juga tidak kalah pentingnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D