dianrakyat.co.id, Jakarta – Banyak hal yang diungkap Vincent Rompies usai putra sulungnya dituduh melakukan intimidasi di SMA Binus Serpong. Di media sosial, beberapa video lawas pria berusia 43 tahun itu banyak dibagikan, termasuk saat ia mengungkap cara membesarkan anak-anaknya.
Salah satu lukisan yang dipublikasikan mengacu pada artikel podcast VINDESIAR yang terbit pada tahun 2022. Di sana, Vincent menunjukkan bahwa ia ingin memberikan dukungan dan apresiasi kepada anak-anaknya, karena tidak mendapat dukungan dari orang tuanya.
“Ibuku, aku merasa dia… generasi itu… adalah generasi yang, yah, aku tidak bisa mengatakan semuanya, tapi kebanyakan dari mereka, terutama orang tuaku, bukanlah orang tua yang mendidik anaknya, ‘Wah, kamu baik hati, “Wah, ayah sangat menyukaimu,” katanya.
Ia kemudian berkata, “Sejak aku masih kecil, aku dapat mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembanganku tidak ada hubungannya dengan hal-hal itu. ibu”.
Beberapa tahun yang lalu, (Vincent berkata) kamu tidak tahu… seperti, aku tahu dia bangga padaku, tapi dia tidak pernah mengatakannya secara langsung, dan aku tidak ingin itu terjadi pada anakku. ” dia berkata.
Setiap malam, anak-anak Vincent Rompies selalu diberi tahu, “Apapun yang terjadi, ayah akan bangga dan dia akan menyayangimu.”
Vincent Rompies kemudian mengatakan bahwa dia berharap anak-anaknya akan mengingatnya sebagai seseorang yang bangga dan menyayangi mereka. “Saya membayangkan diri saya sendiri di kepala saya,” tambahnya.
Setelah video lawas itu kembali dibagikan ke beberapa akun media sosial, sejumlah warganet mengaku bersimpati kepada Vincent. “Aku tahu kalau dia sebagai orang tua melakukan kesalahan, padahal banyak masalah, tapi aku kaget, karena Vincent biasanya agresif kalau melakukan bullying,” ujar pengguna X lainnya.
“Aku yakin Vincent akan menjadi pria yang sangat terluka ketika dia mengetahui bahwa anak laki-laki yang sangat dia banggakan ternyata adalah seorang pengganggu,” sahut yang lain. “Kayaknya kacau semua. Nggak mungkin memberdayakan anak, sama saja menyayangi anak. Susah banget jadi orang tua,” ujar salah satu warganet.
“Bagaimana Anda memastikan orang tua tidak memaksa anak-anak melakukan hal-hal di luar rumah? Menjaga anak-anak tetap bersosialisasi itu sulit,” kata salah satu pengguna. Ingat, jangan hanya fokus pada anak Vincent karena masih ada penjahat lain yang perlu diungkap, lindungi mereka sampai korbannya mendapatkan keadilan, kata yang lain.
Sementara itu, polisi memastikan adanya luka dan luka bakar di tubuh korban dalam kasus pelecehan di SMA Binus Serpong. Terjadi kebakaran karena terkena benda panas, kata Kepala Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Tangsel, Ipda Galih Dwi Nuryanto, kata Antara, dikutip Rabu (21/2). ). /2024).
Galih melanjutkan, timnya melakukan autopsi terhadap korban dan diduga pelakunya lebih dari satu orang. “Saat ini masih kami dalami,” ujarnya, tim juga mendalami TKP dan juga memeriksa beberapa saksi.
Namun Gali tidak membeberkan jumlah saksi yang diperiksa. “Untuk itu siapa yang berbuat atau melakukan (apa) terhadap korban, masih kita dalami. Kedepannya akan kita jelaskan,” ujarnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Tim Inspektorat Jenderal juga disebut terlibat dalam masalah perundungan. Kepala Biro Hubungan Masyarakat (BKHM) Kemendikbud Anang Ristanto mengatakan, tim sudah menghubungi pihak sekolah.
SMA Binus Serpong dikabarkan telah membentuk Unit Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
Dalam keterangannya kepada Antara, Humas Binus Group Haris Suhendra mengatakan, “(Kasus dugaan perundungan) sedang ditangani pihak sekolah dan harus ditindaklanjuti.”
Haris menjelaskan, pihaknya akan terus mengedepankan inklusivitas, memberikan gagasan kebaikan dan kasih sayang, serta gotong royong. “Kami peduli dengan kenyamanan dan keselamatan seluruh mahasiswa, dosen, dan staf, dan (kami) sedang menyelidiki masalah ini secara menyeluruh dan cepat,” ujarnya.
Haris menegaskan, pihaknya juga memberikan dukungan kepada para korban, menegakkan peraturan sekolah, dan mencegah kejadian serupa. Tak hanya sekolah, kata Anang, Pemkot Tangsel juga telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (Satgas PPKSP).
Anang memastikan korban mendapat jalan pemulihan terbaik dengan menangani kasus perundungan sesuai proses penyidikan, sehingga hukuman diberikan kepada pelaku sesuai hukum yang berlaku.