0 0
Read Time:1 Minute, 56 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dokter Hasto Wardoyo mengatakan tidak benar mengonsumsi obat anti inflamasi akan menyebabkan perut kering. 

Padahal, pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dapat menunda kehamilan, dan cepat kembali hamil setelah dihentikan, kata Hasto, pakar kebidanan dan kandungan.

Hasto Maluku dalam kunjungannya ke Ambon juga menekankan pentingnya menaikkan usia pernikahan agar ibu dan anak tidak meninggal saat melahirkan. Jangan menikah dan hamil di usia 17 tahun. 

“Jangan menikah terlalu muda, kalau umurnya baru 15, 16, 17 tahun, nanti hamil dan melahirkan, tidak akan berhasil karena lingkar perut tidak mencapai 10 cm, sehingga anak kecil akan terjepit. , melahirkan itu sulit dan seringkali anak meninggal dalam prosesnya, karena Tuhan membuat diameter “Kepala anak itu 9,9 sentimeter”, dan itu menjelaskannya.

Selain hal sepele, Hasto juga mengingatkan kita untuk tidak membeli yang sudah tua atau di atas 35 tahun.

“Pada usia 35 tahun, ibarat Tuhan yang menciptakan manusia dari kelemahan menjadi kekuatan, dari kekuatan menjadi kelemahan, puncaknya pada usia 32 tahun. Di bawah sinar matahari usia tersebut, dia masih hidup dan kuat,” kata Hasto.

Hasto juga menekankan pentingnya pemberian ASI khususnya pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), karena menyusui merupakan cara yang baik untuk mencegah keterlambatan.

“Kalau ada yang bilang ASI ibu tidak keluar, itu benar, ibu hanya belum kuat untuk menyusui,” ujar ayah tiga anak ini. 

Ia juga menjelaskan bahwa otak manusia terbentuk dalam waktu 24 bulan. “Untuk itu kita dukung pencegahan keterlambatan 1.000 HPK. Ini yang menjadi tujuan kita selama ini, mencegah keterlambatan sampai 24 bulan, lapangan kerja banyak,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Ambon Do Minggus N Kaya mengatakan pada tahun 2021, tingkat inflasi kota Ambon sebesar 21,8 persen, turun menjadi 21,1 persen pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 kembali turun sebesar 0,4. 20,7 persen.

“Kalau dilihat persentase risikonya sudah menurun. Namun menurut statistik masih ada 353 anak berisiko di Kota Ambon sesuai surat data April 2024. Kita harapkan kurang dari 300, kalau diperlukan kurang dari 200 anak yang terkena dampak dan sekitar 18 persen, “kata Dodonias.

Ia menambahkan, Pemerintah (Pemkot) Ambon telah menyelenggarakan bantuan pegawainya untuk keluarga yang berisiko keguguran dan keguguran, dengan bantuan dana di tingkat pegawai.

Selain itu, Pemkot Ambon juga memberikan paket bantuan pangan berupa susu, telur, kacang hijau, beras, dan bahan pangan lainnya untuk bayi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D