dianrakyat.co.id, Jakarta Subholding Pertamina energi nasional, utamanya gas bumi, bersinergi antara PT Perusahaan Nwy Negara Tbk (PGN) Subholding Gas Pertamina dan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) Integrated Marine Logistics.
Ratih Esti Prihatini, Direktur Komersial PGN, mengatakan kesesuaian tersebut berupa pemindahan muatan gas alam cair (LNG) dari lapangan Donggi Senuro ke Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Lampung (FSRU Lampung).
Rencananya LNG tersebut akan ditransfer ke FSRU Lampung pada pertengahan September 2024. Kapal yang digunakan adalah Lady Eva dengan total volume LNG setara kurang lebih 135.000 m3 atau 3.159.000 MMBTU.
“Dalam situasi yang tidak seimbang saat ini, PGN memerlukan alternatif solusi untuk memenuhi pasokan gas bumi, yaitu melalui LNG dari Dongguan Senoru. Koordinasi Pertamina Group dalam kerja sama ini membuktikan efektivitas layanan energi capture minyak dan gas. keberhasilan dalam meningkatkan efisiensi pada tahun 2024).
Ratih melanjutkan, LNG tersebut akan diregasifikasi di FSRU Lampung. Gas regasifikasi selanjutnya akan diinjeksikan ke sistem pipa transmisi SSWJ yang menyalurkan gas tersebut ke jaringan distribusi PGN untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan.
“PGN terus berupaya mengamankan pasokan, termasuk berkolaborasi dengan pihak-pihak potensial dan seluruh pemangku kepentingan, karena PGN tidak bisa berjalan sendirian. PGN juga sangat berterima kasih atas dukungan berbagai pihak, kali ini dari PIS, sehingga dapat dijadikan alternatif untuk mendatangkan pasokan. tambahan LNG dari Indonesia bagian timur segera terealisasi,” pungkas Ratih.
Dalam kesempatan tersebut, PGN dan PIS yang berada di bawah payung Holding Pertamina Migas mempertegas peran masing-masing perusahaan dalam memenuhi ketersediaan energi dalam negeri. Penyerapan gas diharapkan dapat melanjutkan kegiatan usaha di sektor industri yang menggunakan gas bumi.
“PGN sangat bersyukur dan mengapresiasi kerjasama dengan PIS yang sangat membantu PGN dalam mengamankan pasokan gas bumi khususnya untuk pelanggan industri. Saat ini gas untuk kebutuhan pelanggan di wilayah Jawa Barat, Sumatera Selatan terdapat ketimpangan antara pasokan dan permintaan,” tutup Ratih.
Direktur Perencanaan Bisnis PT Pertamina International Shipping (PIS) Eka Sahandra mengungkapkan target dan strategi jangka panjang PIS untuk mencapai nol emisi pada tahun 2050. Salah satunya adalah mempercepat inisiatif dekarbonisasi untuk mencapai tujuan pengurangan emisi karbon menjadi nol pada tahun 2050, dan meningkatkan pangsa bisnis ramah lingkungan menjadi 34 persen pada tahun 2034.
Eka menjelaskan, tujuan penurunan emisi karbon ini sejalan dengan strategi jangka panjang International Maritime Organization (IMO) yang dilakukan oleh Pertamina International Shipping. Dengan komitmen ini, PIS tidak hanya mendukung inisiatif global untuk memerangi perubahan iklim, namun juga meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya operasional yang terkait dengan emisi.
“Strategi kami untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut adalah dengan menurunkan emisi sebesar 32% pada tahun 2030, yang merupakan langkah awal menuju pencapaian net zero emisi pada tahun 2050, sesuai target International Maritime Organization (IMO),” kata Eka dalam tulisannya. penyataan. keterangannya, Kamis (29/8/2024).
Untuk mendukung pencapaian tujuan jangka panjang tersebut, PIS telah menerapkan sejumlah inovasi khusus untuk mengurangi emisi karbon di seluruh area bisnisnya. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi perangkat hemat energi dan mengembangkan desain pesawat ramah lingkungan.
“Pertamina sendiri memiliki 10 fokus keberlanjutan operasional yang terbagi dalam tiga bidang utama yaitu lingkungan hidup, sosial dan tata kelola (ESG). Misalnya terkait dengan perlindungan keanekaragaman hayati, pengolahan air balas pada armada kapal PIS PIS. “Kami telah berinvestasi dalam pemasangannya untuk mengurangi kerusakan ekosistem laut di sekitar kapal,” jelasnya.
PIS juga menerapkan inovasi teknologi ramah lingkungan pada pesawat baru dan konversi bahan bakar melalui teknologi bahan bakar ganda yang dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar hingga 30%.
Selain menurunkan produksi emisi karbon, PIS juga menargetkan peningkatan signifikan kontribusi keuntungan yang diperoleh dari bisnis kargo ramah lingkungan, seperti gas alam cair (LNG) dan karbon dioksida cair (LCO2).
“PIS juga berharap dapat meningkatkan pendapatan dari bisnis rendah karbon seperti LPG, LNG dan amonia pada tahun 2034. Kami berharap PIS dapat meningkatkan kontribusi sektor bisnis ramah lingkungan hingga 34% dalam 10 tahun ke depan. Angka tersebut saat ini berkisar 15%. dari total kerjasama bisnis PIS,” jelas Eka.
Salah satu strategi PIS adalah mendukung bisnis ramah lingkungan melalui pasar bahan bakar ramah lingkungan. Volume perdagangan LPG global diperkirakan akan meningkat sebesar 13% dalam 5 tahun ke depan.
Selain itu, impor LPG dari empat negara besar Asia yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India diperkirakan meningkat sebesar 35,4% pada tahun 2028.