dianrakyat.co.id, Pekanbari – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyetujui tambahan alokasi pupuk nasional senilai Rp 28 triliun. Selain itu, produksi pangan di Provinsi Riau juga bisa meningkat. Pemerintah provinsi akan segera mengambil tindakan lokal terkait masalah ini.
“Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (PTPH) Provinsi Riau akan segera menyiapkan rencana penyaluran ke setiap kabupaten sesuai data e-RDKK tahun 2024. Kami berharap para petani dapat memanfaatkan tambahan pupuk pendukung ini dengan lebih baik untuk meningkatkan produksi pangan di Provinsi Riau,” kata Manajer Pelayanan PTHP Riau Syakhfalefi, Minggu. (31/03/2024).
Mewakili pemerintah kabupaten dan petani Provinsi Riau, Syakhfalefi memuji Menteri Pertanian Andi Amran Suleiman yang telah memperjuangkan lebih banyak pupuk bersubsidi. Kuota pupuk nasional dilaporkan mencapai 9,55 juta ton dari semula 4,7 juta ton.
Sedangkan berdasarkan surat Menteri Pertanian Nomor B-51/SR.210/M/03/2024 tanggal 27 Maret 2024 perihal penambahan alokasi pupuk bersubsidi, dialokasikan ke Provinsi Riau sebanyak 3.846 ton pupuk urea. dan 5905 ton. pupuk NPK. Volume tersebut meningkat dari sebelumnya pupuk urea sebanyak 2.250 ton dan pupuk NPK sebanyak 2.762 ton.
Syahphalefi mengatakan peningkatan distribusi pupuk akan berperan penting dalam pengembangan lahan gambut di wilayah Riau. Selain itu, Riau merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki luas lahan gambut yang luas, yaitu 3,89 juta hektar dari 6,49 juta hektar lahan gambut yang ada di Pulau Sumatera.
“Tanaman di tanah gambut memerlukan kadar pupuk yang lebih tinggi dibandingkan tanaman di tanah mineral. “Kami berharap tambahan distribusi pupuk ini dapat dimanfaatkan petani secara efektif untuk meningkatkan produksi pertanian,” kata Syakhfalefi.
Penyaluran pupuk bersubsidi saat ini menyasar sembilan tanaman pangan yakni padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu, kopi, dan kakao. Syahphalefi mengatakan, Riau masih memiliki beberapa produk unggulan yang tidak mendapat pupuk bersubsidi, seperti kelapa sawit, karet, kentang, singkong, serta banyak produk hortikultura, buah-buahan, dan sayur-sayuran.
“Sebagian besar komoditas esensial tersebut tidak termasuk dalam sembilan produk yang dialokasikan untuk alokasi pupuk. “Kami berharap ada solusi atas permasalahan ini,” tutupnya.