0 0
Read Time:1 Minute, 54 Second

PURBALINGGA – Membaca sangat penting untuk memperluas pengetahuan. Sayangnya, menurut penelitian UNESCO, hanya 0,0001% masyarakat Indonesia yang berminat membaca. Angka ini setara dengan 1:1000, ketika Indonesia menduduki peringkat 2 terbawah dari 61 negara pada tahun 2016.​

Jika dibandingkan dengan data Perpusnas pada tahun 2022, tingkat antusias membaca masyarakat Indonesia meningkat sebesar 7,4 persen dari tahun 2021. Gulir ke bawah untuk informasi lebih lanjut.​

Oleh karena itu, guna meningkatkan minat baca masyarakat, disediakan Perpustakaan Bumi di desa yang akan terlahir kembali sebagai Desa Manga Sidareja sebagai Desa Manga pertama di Indonesia.​

“Dengan adanya perpustakaan ini, kami berharap generasi muda khususnya di Desa Sidareja Purbalinga, Jawa Tengah, semakin meningkatkan kecintaan membaca, memperluas wawasan, mendewasakan karakter, dan menjadi generasi yang abadi.’ ‘ Itu bisa dilakukan. Meminta pertanggungjawaban mereka atas pendapat dan tindakan mereka di masa depan,” kata aktivis Key Arts Gita Johanna Tomdeen pada peresmian perpustakaan.​

Perpustakaan Luar Angkasa Manga Village Sidareja akan memeriahkan kegiatan pemuda Kye Seni yang terdiri dari delapan kelompok seni di sini. Sebagai contoh, ketika Kie Karawitan Alit hendak memulai rutinitas kesehariannya, ia diminta membacakan buku selama 30 menit, setelah itu pelatih Karawitan mengecek pembelajaran yang dibacakan anak secara acak.​

“Hal ini untuk melatih dan mempertajam konsentrasi dan pemahaman membaca pada anak-anak desa,” lanjut Slamet Santosa yang juga merupakan aktivis Kie Art.

Ditujukan untuk generasi muda, Perpustakaan Bumi memiliki beragam buku, antara lain seni budaya Indonesia, self-help, novel, dongeng, komik sains, kesehatan, gaya hidup, biografi tokoh, dan sains.​

“Buku-buku ini bukan hanya milik pribadi para aktivis, tapi juga disediakan oleh para donatur yang ingin berkontribusi dalam pengembangan karakter dan pengetahuan generasi muda,” kata Geeta.​

Pada acara yang sama, Willibrodus Megandika, jurnalis dan penulis yang menerbitkan buku Di Kali Selayu Aku Merindu, berbagi pengalamannya dalam proses kreatif pembuatan buku tersebut.

Sementara itu, dalam bukunya Corona Stories, Gita Tomdeen berbagi pengalaman 19 perempuan Indonesia yang menghadapi COVID-19 di tiga bulan pertama wabah ini.

“Menulis buku pertama ini merupakan sebuah keajaiban bagi saya. Memberikan dampak positif yang sangat besar pada karir profesional saya di kantor, selain kehidupan sosial saya sebagai seorang aktivis,” kata apoteker, penulis, dan aktivis seni ini. Generasi muda harus bersiap menghadapi tantangan industri kesehatan Pelayanan kesehatan di seluruh dunia saat ini menghadapi gangguan kesehatan dan dihadapkan pada tantangan volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas dan ambiguitas

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D