0 0
Read Time:5 Minute, 1 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Sepsis atau sepsis merupakan salah satu penyakit yang kerap membuat takut masyarakat. Pasalnya, tinja berdarah bisa menjadi pertanda adanya masalah serius pada sistem kekebalan tubuh Anda, seperti kanker. 

Namun perlu diingat bahwa tidak semua penyakit diare berhubungan dengan kanker. Ada banyak penyebab lain dari darah pada tinja Anda. Penting untuk menemui dokter untuk memahami penyebab masalahnya dan mengobatinya dengan tepat.

Pendarahan ini bisa berasal dari berbagai bagian perut, mulai dari mulut hingga anus. Kotoran yang berdarah dan berwarna coklat disebut hematochezia. Sebaliknya, darah pada tinja berwarna hitam, lunak, dan berbau amis yang disebut melena. 

Perbedaan warna ini menunjukkan lokasi perdarahan di saluran cerna. Darah pada tinja biasanya disebabkan oleh perdarahan pada saluran cerna bagian bawah, sedangkan melena disebabkan oleh perdarahan pada saluran cerna bagian atas. Berikut cara lain mendiagnosis penyebab diare, dihimpun dari berbagai sumber oleh dianrakyat.co.id (Senin (4 Januari 2024)). 1.Polip di usus besar

Kelainan jaringan jinak yang sering disebut polip mungkin muncul di usus besar. Jika polip ini pecah atau menjadi merah, polip tersebut dapat mengeluarkan darah sehingga menyebabkan darah masuk ke dalam kista. Gejala lain dari polip usus besar termasuk darah setiap kali buang air besar, tinja berwarna gelap dengan darah di dalamnya, dan gumpalan darah di tinja. Pendarahan kolon dapat meningkatkan risiko anemia dan kekurangan zat besi. 2. Wasir

Wasir, atau wasir, adalah pembengkakan pembuluh darah di rektum (di dalam anus). Wasir melunakkan area dubur dan mungkin berdarah saat buang air besar. Gejala wasir lainnya adalah nyeri saat buang air besar dan darah menetes setelah buang air besar. 3.Penyakit divertikular

Divertikula adalah tumor kecil yang terbentuk di bagian bawah usus. Divertikula biasanya tidak menimbulkan masalah, namun pada beberapa kasus dapat pecah atau terinfeksi sehingga menyebabkan pendarahan. Penyakit divertikular dapat menyebabkan tinja berdarah, terutama jika divertikulum pecah atau berdarah akibat peradangan.  

 

Fisura ani adalah pecahnya kulit di sekitar anus yang dapat menyebabkan keluarnya darah atau tinja. Gejalanya berupa darah merah tua pada tinja dan nyeri karena kulit di sekitar anus menjadi sangat sensitif. Fisura ani biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu, namun Anda bisa mempercepat proses penyembuhannya dengan langkah sederhana seperti memperbanyak asupan serat, banyak minum air putih, dan berendam di air hangat. 5. Kanker usus besar

Kanker usus besar dapat menyebabkan pendarahan pada dubur, yang dapat menyebabkan munculnya darah pada tinja, menyebabkan darah merah pada tinja atau tinja berwarna hitam. Gejala kanker usus besar lainnya termasuk gangguan pencernaan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, kelelahan, dan gejala lain yang berhubungan dengan sistem pencernaan. 6.Melena

Melena adalah suatu kondisi dimana terjadi pendarahan pada saluran cerna bagian atas, seperti kerongkongan, lambung, dan usus bagian atas. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, termasuk varises esofagus, maag, tukak lambung, kanker perut, dan sindrom Mallory-Weiss. Gejala melena antara lain darah berwarna gelap pada tinja, kelelahan, kesulitan bernapas, dan perubahan suara urin.  

 

Penyakit tukak lambung merupakan penyakit dimana timbul tukak pada lambung akibat terkikisnya lapisan pelindung lambung dari asam. Jika lapisan tersebut rusak, asam lambung dapat bersentuhan langsung dengan lapisan lambung dan menyebabkan maag. Penyakit ini bisa menyebabkan BAB berdarah karena makanan yang diolah di lambung terkontaminasi darah. 8. Angiodisplasia

Angiodisplasia merupakan kelainan pembuluh darah pada saluran cerna, terutama usus. Pada penyakit ini, pembuluh darah cenderung pecah sehingga menyebabkan pendarahan pada tinja. 9. Kolitis

Penyakit radang usus, seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn, merupakan jenis penyakit radang usus yang disebabkan oleh reaksi autoimun atau infeksi mikroba atau bakteri. Penyakit radang usus mengiritasi dan merusak usus, yang dapat menyebabkan darah pada tinja.

Pengobatan diare dimulai dengan evaluasi menyeluruh oleh dokter. Langkah ini meliputi pemeriksaan fisik serta diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan pasien. Berbagai metode diagnostik lain kemudian dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab tinja berdarah, antara lain endoskopi, radiografi barium, angiografi, dan laparotomi.

Setelah diagnosis ditegakkan, langkah selanjutnya adalah memberikan pengobatan yang ditargetkan secara spesifik. 1. Infus atau donor darah

Jika pasien memiliki terlalu banyak darah, dokter mungkin akan memberikan cairan pengganti melalui infus atau transfusi darah untuk menggantikan kehilangan darah. 2. Bedah endoskopi

Endoskopi dapat digunakan tidak hanya untuk diagnosis tetapi juga untuk pengobatan perdarahan. Banyak prosedur yang dapat dilakukan dengan menggunakan endoskopi, termasuk elektrolisis, ligasi, dan injeksi sianoakrilat. 3. Bekerja

Bila perlu, dokter mungkin akan melakukan pembedahan untuk menghentikan pendarahan atau membuat kolostomi jika pendarahan tersebut disebabkan oleh rahim atau kanker rahim. 4. Berikan obat

Setelah pendarahan mereda, dokter akan meresepkan obat untuk mengatasi tinja dan penyebab pendarahan. Obat-obatan yang mungkin diresepkan termasuk antibiotik, antasida, dan kemoterapi. 5. Menjadi mandiri

Pasien juga diberikan instruksi mengenai perawatan diri di rumah, termasuk mengonsumsi makanan tinggi serat, berolahraga secara teratur, minum cukup cairan, dan mengonsumsi obat yang diresepkan.

Pengobatan diare disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien dan penyebabnya. Temui dokter Anda secara teratur untuk memantau perkembangan gejala Anda dan memastikan pengobatan Anda sesuai rencana. Asuransi kesehatan menawarkan layanan konsultasi dari profesional medis untuk membantu pengobatan dan pemantauan kesehatan.

Pencegahan diare mencakup beberapa tindakan untuk mengurangi risiko diare. Ada banyak cara untuk mencegah diare. 1. Hindari wasir. Agar tetap sehat, perbanyak minum air putih dan banyak makan serat. Jangan tunda keinginan untuk mandi dan usahakan untuk tidak memaksakannya saat Anda sedang kotor. Jangan menghabiskan terlalu banyak waktu di toilet saat mandi. 2. Pencegahan Kanker Usus Besar Bicaralah dengan dokter Anda untuk mendapatkan informasi dan rekomendasi mengenai pencegahan kanker usus besar, terutama jika Anda berusia di atas 45 tahun. Pemeriksaan kanker usus besar, seperti kolonoskopi, biasanya dilakukan sesuai dengan pedoman dan rekomendasi CDC. 3. Tindakan Pencegahan Lainnya Makanlah makanan utuh dan pastikan Anda mendapat cukup serat. Lakukan olahraga secara rutin agar tubuh dan perut tetap sehat. Jaga berat badan yang sehat dan hindari kebiasaan merokok yang dapat merusak kesehatan usus Anda. Jaga selalu kebersihan area sekitar anus, basuhlah dengan air hangat dan deterjen ringan, serta hindari duduk dalam waktu lama. Minumlah air yang cukup setiap hari agar tubuh dan perut tetap sehat. Usahakan untuk tidak mengejan terlalu keras saat mandi dan jangan menunda keinginan untuk tertular.

Kami berharap melalui tindakan pencegahan ini, Anda dapat mengurangi risiko sembelit dan menjaga kesehatan pencernaan secara keseluruhan. Pemeriksaan kesehatan rutin dan kolonoskopi juga sangat penting untuk deteksi dini penyakit hati dan kanker usus besar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D