0 0
Read Time:2 Minute, 6 Second

JAKARTA – Starbucks mengumumkan penurunan penjualan mengejutkan pada kuartal I 2024 hingga menyebabkan sahamnya anjlok 17% pada Rabu (1/5). Hal serupa juga terjadi pada McDonald’s, Pizza Hut, dan KFC.

Selama berbulan-bulan, para ekonom memperkirakan bahwa konsumen akan mengurangi pengeluaran mereka sebagai respons terhadap kenaikan harga dan suku bunga. Namun, butuh beberapa waktu bagi jaringan restoran cepat saji untuk melihat penjualan mereka benar-benar menurun meskipun terdapat beberapa peringatan kepada investor bahwa konsumen berpendapatan rendah semakin melemah dan konsumen lain mengurangi pilihan makanan yang lebih mahal

Banyak perusahaan restoran juga memberikan alasan lain atas hasil buruk pada kuartal ini. Starbucks menyalahkan cuaca buruk sebagai penyebab penurunan penjualan di toko-tokonya. Perusahaan induk Pizza Hut, KFC dan Taco Bell, menyalahkan badai salju pada bulan Januari dan perbandingan yang sulit pada kuartal pertama tahun 2023 sebagai penyebab buruknya kinerja tersebut.

AS Biro Statistik Tenaga Kerja mengatakan bahwa harga makanan cepat saji meningkat 5% pada bulan Maret dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, harga pangan meningkat lebih lambat. “Semua orang berjuang untuk memenangkan konsumen dan kami harus memastikan bahwa kami memiliki mentalitas berjuang untuk menang,” kata CFO McDonald’s Ian Borden, dikutip CNBC International, Jumat (3/5/2024).

Namun kondisinya berbeda di restoran lain seperti Outlier yang menunjukkan pelanggan tetap memesan hidangan favoritnya meski harganya lebih mahal dibandingkan tahun lalu. Selain itu, jaringan restoran favorit Wall Street, Wingstop, mengatakan penjualan di Amerika Serikat (AS) melonjak 21,6% pada kuartal pertama. Chipotle Mexican Grill, yang basis pelanggannya sebagian besar adalah orang berpenghasilan tinggi, mengalami peningkatan lalu lintas sebesar 5,4% pada kuartal pertama. Dan Restoran Merek Internasional

Popeyes melaporkan pertumbuhan penjualan toko yang sama sebesar 5,7%.

“Apa yang kami lihat dari konsumen adalah, jika mereka merasa cemas, mereka cenderung mengurangi frekuensi kunjungan ke makanan cepat saji,” ujar Michael Skipworth, CEO Wingstop.

Dia menambahkan bahwa tipikal pelanggan Wingstop hanya berkunjung sebulan sekali untuk membeli sandwich ayam dan sayap sebagai kesempatan untuk memanjakan diri mereka sendiri, bukan sebagai rutinitas yang dapat dengan mudah dipotong karena masalah anggaran. Skipworth juga mengatakan pelanggan kelas bawah Wingstop semakin sering datang kembali akhir-akhir ini.

Namun, banyak perusahaan di sektor restoran dan luar memperingatkan bahwa tekanan konsumen mungkin terus berlanjut. CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan kepada para analis bahwa kehati-hatian dalam berbelanja telah menjangkau seluruh dunia. “Perlu diketahui bahwa pada kuartal I tahun 2024, lalu lintas industri mengalami penurunan di Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, Jepang, dan Inggris,” ujarnya.

CEO Starbucks Laxman Narasimhan mengatakan pelanggan biasa tidak membeli kopi rantai tersebut karena mereka menginginkan lebih banyak variasi dan nilai.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D