dianrakyat.co.id, Jakarta – Saat ini para raksasa teknologi berlomba-lomba memperbarui ponsel pintarnya untuk menarik perhatian pengguna. Google baru-baru ini meluncurkan Pixel 9, diikuti oleh Apple dengan iPhone 16.
Juli lalu, Samsung meluncurkan ponsel lipat terbarunya bernama Z Flip6 dan Z Fold6. Belum terlambat, Huawei juga meluncurkan Mate XT di China, ponsel dengan desain ganda yang membagi layar menjadi tiga.
Namun, menurut BBC, Kamis (26/9/2024), penjualan ponsel cerdas di seluruh dunia sedang anjlok, sehingga produsen menyoroti fitur-fitur baru dan canggih, terutama dalam hal kecerdasan buatan (AI).
Hal ini dilakukan untuk menarik pembeli dan meningkatkan angka penjualan.
Salah satunya adalah inovasi Google dengan penambahan fitur Magic Editor pada Pixel 9 yang memungkinkan pengguna mengedit foto menggunakan kecerdasan buatan, seperti menambah atau menghapus objek pada foto.
Di sisi lain, Apple juga memperkenalkan teknologi AI ChatGPT di iPhone 16 yang terintegrasi dengan asisten digital Siri.
Meskipun fitur-fitur ini dirancang untuk membuat kehidupan digital lebih mudah, tidak semua orang menginginkannya. Pakar seluler CCS Insight, Ben Wood, meyakini bahwa masyarakat kini memprioritaskan kamera saat membeli ponsel pintar baru.
Meski teknologi kamera terus berkembang, hal itu bukan lagi alasan utama untuk berpindah ponsel. Selain itu, dengan permasalahan biaya hidup dan meningkatnya kesadaran lingkungan, banyak orang cenderung menyimpan ponselnya dalam waktu lama.
Di sisi lain, ada gerakan yang meminta produsen membuat ponsel pintar lebih cocok untuk anak-anak. Pemimpin kampanye masa kanak-kanak bebas ponsel pintar, Nova East, mengusulkan ponsel yang hanya memiliki fitur dasar seperti panggilan, pesan, musik, dan peta, tanpa fitur tambahan apa pun yang mengganggu.
“Kami tidak anti teknologi, kami hanya pro anak-anak,” ujarnya.
“Kami ingin perusahaan teknologi membuat ponsel ramah anak yang hanya menawarkan fitur-fitur penting seperti panggilan, SMS, musik, dan peta, tanpa fungsi tambahan.” kata Nova.
Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya keseimbangan digital, produsen ponsel pintar tampaknya terus menambahkan fitur-fitur baru yang justru membuat pengguna semakin bergantung pada perangkat tersebut.
Misalnya, Samsung mengatakan pengguna dapat menetapkan batasan tentang cara mereka menggunakan ponsel melalui fitur kehidupan digital.
Terakhir, smartphone telah menjadi alat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk bekerja, berbelanja, perbankan, dan hiburan.
Namun, penting bagi pengguna untuk tetap berhati-hati dan cerdas dalam menggunakan teknologi ini agar tidak menyalahgunakannya.