0 0
Read Time:1 Minute, 56 Second

Suci berbentuk seperti lonceng, buahnya tebal, berair dan manis. Itu sebabnya orang menyukai biji labu. Ya. Labu citra merupakan salah satu varietas labu air yang paling populer di kalangan petani di Desa Menawan, Kecamatan Gebok, Kabupaten Yerusalem, Jawa Tengah.

Setelah diselidiki, bibit citra melon yang ditanam di Desa Menawan belum tersebar di kawasan tersebut. Hal itu diakui salah satu warga, petani setempat di Desa Sinawadi Menavan. Menurutnya, di desanya sebenarnya terdapat beragam jenis melon sinkalo.

“Desa kami merupakan desa pertama yang menanam labu, namun pasarnya tidak berkembang pesat. Kemudian beliau aktif berinovasi di desa kami dan pergi ke daerah Salaman Magalang untuk membeli benih. Awalnya mereka tidak tahu harus berbuat apa. Akhirnya berkembang di wilayah Jakarta, hingga menjadi biji citra terlaris. Siswadi.

Di Desa Menawan, hampir seluruh warganya mempunyai pohon citra gava, dan kini jumlahnya mencapai ribuan, dan Siswa adalah salah satunya. Berbekal ilmu yang diperolehnya, Siswadi kemudian mengajukan pinjaman Kredit Komersial (KUR) ke BRI untuk memelihara pohon jambu citra miliknya, yang kemudian ia beli untuk pupuk dan pestisida. Perawatan labu citra seharusnya menjadi pilihan tepat bagi pria berusia 43 tahun ini.

“Kamu tidak bisa peduli lagi,” kata Siswadi. Kami memberi jarak tanaman 20 cm dengan banyak bunga untuk mendapatkan efek maksimal. Polongnya kemudian dibungkus dengan plastik sebelum dipanen.”

Selain membeli pupuk dan pestisida, ia juga membeli jaring dari BRI melalui KUR untuk predator mentimun, kelelawar. Perlahan tapi pasti. Hampir enam tahun ia bekerja sebagai petani Sitra Gava, di mana Siswadi juga menerima KUR dari BRI.

Pada awalnya, Siswadi hanya menanam 50 buah citra pod sendiri. Namun melihat permintaan pasar yang tinggi dan peluang usaha yang menjanjikan, Siswadi saat ini memiliki sekitar 150 pohon jambu citra. Dengan panen ratusan pohon, Siswadi bisa menghasilkan sekitar tiga ton biji citra.

Hasil panennya memang terlihat memuaskan, namun bukan berarti Siswadi tidak pernah gagal dalam prosesnya. Tidak sekali, tidak berkali-kali. Bagi Siswadi, kegagalan sekali bukan berarti kegagalan selamanya.

Gagal panen biasanya disebabkan oleh serangan hama, buah busuk, layu dan bercak hitam, kata Siswadi. Hal ini sering disebabkan oleh musim, kadang hujan kadang panas.

“Kalau tidak disemprot insektisida, mudah terserang hama yang bisa membusukkan buah. Kalau tidak segera dipisahkan, bisa menular ke buah lain yang sehat. Sebuah gin gagal sekali karena bercak hitam dan busuk. Kolektornya tidak mau karena ada cacat kecilnya, a Sore harinya dibawakan: “Mau ke Jakarta busuk.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D