0 0
Read Time:2 Minute, 14 Second

dianrakyat.co.id, Batavia — Sebanyak sepuluh penguin telah terkonfirmasi di pulau-pulau di Samudera Inggris di South River Bird Territory. Burung laut dan mamalia lain di salah satu populasi satwa liar terbesar di dunia juga terkena dampak flu burung yang berasal dari jenis H5N1.

Pantai di Georgia Selatan dikenal sebagai tempat berkembang biak jutaan penguin, tempat mereka berkumpul dan mengasuh anak-anaknya. Namun, periode kerusakan di pulau sub-Antartika ini sudah lama berlalu, sehingga dampak langsungnya bisa dibatasi, namun masih ada kekhawatiran bahwa satwa liar akan berkurang di akhir musim.

“Ini merupakan masalah konservasi global jika wabah flu burung menyebar dan membunuh di pulau-pulau tersebut. Namun saat ini tampaknya hal tersebut masih terbatas,” kata Norman Ratcliffe, ahli ekologi burung dari British Antarctic Survey, dikutip dari BBC . Kamis (14/3/2024). 

Influenza yang sangat patogen (HPAI) telah ada selama beberapa dekade. Namun flu burung telah menjadi epidemi besar dan membunuh banyak unggas liar dan peliharaan. Antartika dan pulau-pulau terluar, yang terakhir, pada awalnya terhindar dari bencana terburuk. 

Masalahnya adalah mengatasi situasi ini. Burung sungai pertama kali diidentifikasi di Georgia Selatan pada Oktober 2023, ketika menginfeksi sekelompok besar burung laut yang disebut skua coklat. Tak lama kemudian, flu burung ditemukan. 

Hal ini berlanjut pada bulan Januari 2024, dimana flu burung terkonfirmasi pada gajah dan elang. Penyakit ini juga menyerang burung laut Antartika dan elang laut pengembara. Aptenodytes adalah kelompok hewan terakhir yang terkena penyakit ini.

Ada lima penguin dan lima penguin raja yang dinyatakan positif. Kasus-kasus ini dikonfirmasi dengan sampel yang dikirim ke Laboratorium Referensi Internasional untuk Avian Influenza di laboratorium Badan Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHA) di Weybridge, Inggris.

Kelompok hewan lain, seperti elang laut pengembara, juga terkena dampak di wilayah sungai. Bagi para peneliti, hal ini bukanlah sebuah kejutan besar. Virus yang sama menyebar ke penguin gentoo di Falkland, 1.500 km ke arah barat, jadi hanya masalah waktu sebelum menyebar ke Georgia Selatan.

Saat ini, para ilmuwan terus mengamati bagaimana hubungan flu burung dengan berbagai spesies penguin yang ditemukan di Georgia Selatan. Selain penguin raja dan penguin, masih ada beberapa spesies penguin lainnya seperti penguin makaroni dan penguin rantai.

Penguin makaroni menghabiskan sebagian besar musim dinginnya di lautan selatan, yang membantu mereka menghindari infeksi. Namun penguin raja dan penguin gentoo tetap tinggal di pantai sehingga mereka dapat menyebarkan virus satu sama lain. 

Ashley Banyard, kepala layanan virologi unggas di APHA, mengatakan ada beberapa kemungkinan. Hal ini karena haptenodytes hidup berdekatan satu sama lain, sehingga mereka mengira dapat menyebarkan virus dengan cepat.

“Tetapi kita tidak tahu seberapa mudah virus ini bisa masuk ke spesies penguin yang berbeda, apa gejala klinisnya, apa penyebab penyakit ini, dan seberapa cepat virus itu bisa menyebar antar burung,” kata Banyard.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D