0 0
Read Time:3 Minute, 14 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Bea dan Cukai Kepri (Kepri) mencatatkan pendapatan sebesar Rp31,12 miliar hingga Mei 2024. Pendapatan tersebut lebih tinggi 205,68 persen dibandingkan target tahun ini yang dipatok sebesar Rp15,13 miliar hingga akhir tahun 2024.

“Bulan Mei, alhamdulillah sudah selesai. “Target tahun ini sebesar 15,13 miliar rupiah dan sudah terlampaui,” kata Kepala Bea dan Cukai Daerah Kepri Priyono Triatmojo, Jumat (28/06/2024).

Kontribusi pendapatan bea dan cukai Kepri terbesar berasal dari wilayah Tanjung Pinang yang menyumbang 90 persen terhadap total pendapatan.

Per 31 Mei 2024, penerimaan pajak impor (PDRI) tahun 2024 tercatat sebesar Rp 852,74 miliar. Diantaranya PPN impor Rp684,20 miliar, PPN DN/HT Rp9,56 miliar, PPh impor Rp157,34 miliar, dan PPh ekspor Rp1,62 miliar.

“PDRI juga akan kita perkenalkan. Sampai Mei ini saja, penerimaan pajak dari impor melalui bea dan cukai sudah mencapai Rp 852 miliar. Jadi, sudah melebihi ekspektasi,” ujarnya.

Pada saat yang sama, Bea Cukai Kepri melakukan 227 penindakan dan total kerugian negara diperkirakan mencapai Rp 13,39 miliar. Di antara jenis barang yang tunduk pada undang-undang, yang paling umum adalah barang kena cukai (rokok). Sementara itu, tren penyelundupan barang elektronik saat ini semakin menurun.

Hingga Mei 2024, Bea Cukai Batam akan menindak 8.008.988 batang rokok. Lalu narkoba jenis sabu seberat 1,38 kg dan heroin 1 gram. 696.150 liter minyak gas laut dan bensin RON 90 senilai Rp 4,34 miliar. 13.462 liter minuman mengandung etil alkohol (MMEA).

Selain itu, dilakukan penindakan terhadap 36.641,9 ton pasir dan 20.028 lembar hutan. Lalu masih banyak produk lainnya seperti pakaian bekas (ballpress), alat elektronik bekas dan barang bekas lainnya. Juga bibit jagung, bawang merah, daging, pupuk, obat-obatan, sex toy dan PMI ilegal.

Sebelumnya, Bea Cukai terus berupaya memperkuat dan mengoptimalkan kerja satuan operasional patroli maritimnya. Hal ini menjamin keamanan dan menekan aktivitas ilegal di dasar perairan.

Dasar perairan merupakan kawasan strategis yang dikelilingi pulau-pulau kecil dan terletak pada jalur perdagangan internasional. Situasi ini tidak hanya membuka peluang pembangunan ekonomi, tetapi juga menjadikan perairan Batam rentan terhadap kejahatan internasional seperti penyelundupan barang.

“Patroli laut Bea dan Cukai di perairan dasar bertujuan untuk memantau kelancaran lalu lintas niaga dan mengamankan wilayah perairan ini dari potensi ancaman seperti penyelundupan barang terlarang dan terlarang (lart), narkotika, senjata ilegal dan bahan berbahaya,” ujarnya kepada petugas operasional bea cukai Pangkalan Sarana Dafit Kasianto kepada wartawan, Kamis (27/6/2024).

Pengawasan bea dan cukai di perairan Batam menjadi tanggung jawab Pangkalan Fasilitas Operasi Bea dan Cukai Batam. Tugasnya adalah pemeliharaan dan pemeliharaan operasional fasilitas bea dan cukai, dukungan terhadap patroli dan kegiatan pencegahan dan penegakan hukum di lingkungan Departemen Bea dan Cukai berdasarkan peraturan hukum di perairan bawah dan sekitarnya.

Dafitt mengatakan PSO Bea Cukai Bawah memiliki tiga fungsi utama. Hal ini mencakup penyiapan dan pemeliharaan patroli angkatan laut, fasilitas pemeliharaan dan pengoperasian serta fasilitas pendukung lainnya, serta pemantauan komunikasi antar stasiun radio.

“Dalam hal pemantauan komunikasi antar radio, PSO Bea Cukai Batam akan mengolah data dan informasi terkait pergerakan kapal patroli yang dapat disampaikan kepada pimpinan dan pemangku kepentingan secara real time melalui Mini Puskodal,” jelasnya.

Mini Puskodal merupakan pusat komando dan kendali yang tersinkronisasi dengan Kantor Pusat Bea dan Cukai sebagai pengolah data dan informasi kapal patroli.

Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, PSO Bea dan Cukai di Batam saat ini diperkuat dengan 121 personel dengan 3 unit kapal patroli cepat, 6 unit speedboat, dan 1 unit pencegat. Seluruh kapal tersebut ditambatkan di Dermaga Bea dan Cukai Tanjung Ankang yang terletak di Gudang Pabean (TPP) Batam di Bea Cukai Batam.

“Hal ini tidak hanya diperkuat oleh sumber daya manusia dan infrastruktur yang tersedia, namun juga didukung oleh sinergi dan kerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya untuk mengoptimalkan kinerja pengawasan kepabeanan dan cukai di perairan bawah. Kerja sama ini penting untuk mengatasi permasalahan yang semakin kompleks di perairan ini. sektor maritim.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D