0 0
Read Time:3 Minute, 38 Second

JAKARTA – Indonesia berpotensi menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi tinggi. Salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kemampuan dan produktivitas sumber daya manusia serta mengoptimalkannya dalam dunia kerja. 

Pendidikan vokasi diharapkan dapat menjadi landasan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan bermuara pada penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak.

Sebagai referensi, pendidikan vokasi atau vokasi adalah pendidikan tinggi yang mengajarkan beberapa keterampilan terapan, termasuk program pendidikan diploma yang setara dengan program pendidikan akademik.

Hal ini mengemuka dalam diskusi hybrid bertajuk “Mendukung Kekuatan Perekonomian Nasional Melalui Yayasan Pendidikan Vokasi” yang digelar di Jakarta pada Selasa, 14 November 2023. Konsultasi dilakukan oleh CEMPAKA Research Club bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kemitraan dan Harmonisasi. Dunia Industri (Mitras DUDI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Yarsi, Meeting.ai.

Wakil Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kemitraan dan Harmoni Dunia Usaha dan Industri (Mitras DUDI) mengunjungi Universitas Brajavida sebagai pembicara. Bapak Peter Abdullah Rejaram, Direktur Segara Institute. Direktur ASTRAtech Richards Henry Paul. Balasan dari Bapak Padang Wikakusono, Direktur Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, dan Bapak Fasli Jalalal, Rektor Universitas Yarsi.

Uf Brajawidagda mengatakan pendidikan vokasi harus dikaitkan dengan pembangunan ekonomi di berbagai bidang seperti manufaktur dan teknologi kesehatan. “Pendidikan kejuruan tetap penting. Kami menawarkan siswa fleksibilitas untuk menunggu kejadian terkini,” kata Woof. 

Pendidikan vokasi di Indonesia saat ini mencakup sekitar 14.000 sekolah kejuruan, 2.000 program studi vokasi, 273 politeknik dan akademi komunitas, serta 17.000 sekolah dan kursus. Keberadaan badan khusus ini dapat dikaitkan dengan tantangan pembangunan ekonomi sehingga mempengaruhi agenda perekonomian nasional dan regional.

Selama tiga tahun terakhir, kata Uhu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya menghilangkan hambatan terhadap pendidikan vokasi. Lembaga kursus dan pelatihan mempunyai program PKK dan PKW, sekolah kejuruan memiliki pusat keunggulan dan dukungan, dan sekolah kejuruan memiliki pendampingan keuangan.

Ada program lain untuk membangun ekosistem kemitraan di kawasan ini. “Oleh karena itu kami mendorong mitra DUDI untuk memanfaatkan hambatan yang semakin terbuka di sektor pendidikan untuk menjadi mitra regional, menggali potensi lokal dan memungkinkan kami berkontribusi pada wilayah,” kata Woof.

Mr Woof mengatakan tantangan dalam pendidikan kejuruan adalah menjadikannya lebih menarik dan berkualitas lebih tinggi. Seperti Singapura, politeknik diakui sebagai “saus rahasia” perekonomian Singapura.

Sementara itu, Peter Abdullah Rejaram mengatakan, untuk menjadi negara maju, pendapatan per kapita perlu ditingkatkan dari US$13.000 menjadi US$4.000. 

“Menjadi negara maju tidaklah mudah karena membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Untuk menjadi negara maju, kita membutuhkan rata-rata pertumbuhan sebesar 7% dalam 10 hingga 15 tahun ke depan, padahal rata-rata pertumbuhan pada masa pemerintahan Jokowi adalah 5%. Tapi ada potensi kemajuan karena Indonesia punya sumber daya alam dan bonus demografi,” kata Peter.

Peter mengatakan bonus demografi dimaksudkan untuk menjamin pertumbuhan ekonomi dan harus tersedia lapangan kerja yang cukup, bukan ledakan pengangguran. Setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi menarik sekitar 250.000 pekerja. Pada tingkat 5%, ini berarti sekitar 1,25 juta lapangan kerja. Bahkan, pertambahan angkatan kerja mencapai 3 juta orang. Padahal, Lembaga Demografi UI menyebutkan jumlahnya 4 juta.

Peter percaya bahwa pendidikan kejuruan yang mengutamakan keterampilan dapat membantu memanfaatkan bonus demografi. Namun, Anda perlu memastikan bahwa keterampilan yang dimiliki lulusan Anda relevan dengan industri Anda. “Yang dibutuhkan bukan lagi gelar, tapi kompetensi di bidang tertentu, sehingga lulusan mudah menguasainya,” kata Peter.

Direktur ASTRAtech Ricardos Henry Paul mengatakan, kunci sukses pendidikan vokasi adalah keberadaan ekosistem. Dalam kasus Liquid Links and Matches, ada banyak instruktur yang terkait dengan industri dan langsung terlibat. Selain itu, kepribadian terbentuk ketika para praktisi berbagi pengalaman dan meninjau kurikulum bersama-sama.

Astra Tech menyelenggarakan pendidikan vokasi dengan model sistem ganda. Pada tahun pertama, Anda akan menciptakan produk yang serupa dengan yang ada di industri, dan pada tahun ketiga dan keempat, Anda akan dapat langsung bekerja melalui magang dan magang. Evaluasi terakhir dari sisi mendukung produktivitas industri.

“Siswa dapat merasakan nuansa industri sejak awal. Dengan cara ini mereka siap untuk menangani karakter yang dibutuhkan industri,” kata Paul.

Wikakusono, direktur program pendidikan vokasi Universitas Padang Indonesia, mengatakan UI memiliki lulusan vokasi dengan masa tunggu 0 bulan. Jika program studi memenuhi kebutuhan pasar, maka pekerjaan akan banyak diminati dan mahasiswa akan menerima tawaran pekerjaan sebelum lulus. 

Baca artikel pelatihan menarik lainnya di tautan ini. Pemerintah berencana mengucurkan paket stimulus sebesar Rp 38,6 triliun pada tahun 2025 Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah sedang menyiapkan paket stimulus sebesar Rp 38,6 triliun untuk masyarakat Indonesia. dianrakyat.co.id.co.id 31 Desember 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D