0 0
Read Time:5 Minute, 40 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Teori psikoanalitik merupakan aliran psikologi yang memandang manusia sebagai homo-volens, dimana perilakunya dikendalikan oleh dorongan bawah sadarnya. Aliran ini dikembangkan oleh Sigmund Freud pada awal abad ke-20 dan menjadi landasan penting untuk memahami perilaku manusia.

Dengan mengadopsi pendekatan psikoanalitik, Freud membagi pikiran manusia menjadi tiga bagian: id, ego, dan superego. Id adalah bagian dari alam bawah sadar yang mewakili motivasi dasar manusia, seperti keinginan dan kebutuhan. Ego adalah bagian yang mengendalikan impuls-impuls tersebut agar sesuai dengan realitas dunia luar. Sedangkan superego adalah bagian yang berkaitan dengan nilai dan aturan moral yang diterima seseorang.

Pendekatan psikoanalitik menekankan pentingnya memahami dan mengungkap konflik-konflik bawah sadar yang mungkin mempengaruhi perilaku dan pikiran seseorang. Melalui terapi psikoanalitik, diharapkan masyarakat dapat menemukan akar permasalahan mental dan psikologisnya, serta mengatasi trauma dan konflik batin yang tidak diketahui.

Dengan menggunakan teori psikoanalitik, terapi ini dapat membantu orang memahami dirinya lebih baik, meningkatkan kualitas hubungan interpersonal, dan mengatasi berbagai masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan gangguan mental lainnya. Berikut pendekatan dan teori psikoanalisis yang dirangkum dianrakyat.co.id dari berbagai sumber, Senin (6/5/2024).

Sigmund Freud memelopori pengembangan psikoanalisis, sebuah teori yang mengkaji cara kerja pikiran manusia dan merupakan landasan metode terapeutik yang berfokus pada eksplorasi diri. Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Wina, Austria, dari pasangan Amalia dan Jacob Freud.

Pada tahun 1880-an, Freud mulai tertarik pada psikologi dan kemudian mengabdikan hidupnya pada bidang ini. Dia meninggal di London pada tanggal 23 September 1939 pada usia 83 tahun. Salah satu kontribusi terpenting Freud adalah pengembangan psikologi kepribadian, yang terus ia kembangkan sepanjang hidupnya dan merevisi teori psikoanalitiknya.

Freud percaya bahwa kepribadian manusia merupakan hasil pengalaman hidup seseorang. Pendekatan psikoanalitiknya mencakup analisis mimpi dan referensi dari literatur ilmiah dan ilmu pengetahuan manusia. Meskipun Freud lebih menyukai penalaran deduktif dibandingkan metode penelitian ketat yang biasa digunakan oleh psikolog lain, ia menggunakan studi kasus secara eksklusif dan merumuskan hipotesis khasnya berdasarkan fakta yang ia temukan.

Freud percaya bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan keberadaan seseorang dan sebagian besar aspek kepribadian tersembunyi di alam bawah sadar, atau yang disebutnya “ketidaksadaran”. Baginya, manusia adalah makhluk yang ditentukan oleh kekuatan irasional, dorongan biologis, dan naluri pada kehidupan pertamanya. Teori ini menjadi bahan perdebatan di kalangan psikolog lainnya.

Salah satu kritikus utama Freud adalah H. J. Eysenck, seorang profesor psikologi Jerman, yang tidak menganggap psikoanalisis memenuhi standar ilmiah karena kurangnya pendekatan behavioris. Namun, meskipun ada perbedaan pendapat, teori psikoanalitik tetap menjadi bagian penting dari studi psikologi, membahas motivasi, emosi, dan aspek kepribadian lainnya.

Dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya, psikoanalisis merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fungsi dan perilaku psikologis manusia. Awalnya, istilah “psikoanalisis” hanya dikaitkan dengan karya Freud, sehingga istilah “psikoanalisis” dan “psikoanalisis Freud” sering digunakan secara bergantian. Namun, jika para murid atau pengikut Freud mengembangkan teori mereka sendiri yang berbeda dari ajaran Freud, mereka akan menggunakan istilah “psikoanalisis” dan memberi nama baru pada pendekatan mereka, sebagaimana Carl Gustav Jung dan Alfred Adler menciptakan istilah “psikoanalitik” yang mereka lakukan. dan “psikologi individu”.

Teori psikoanalitik mempunyai tiga kegunaan utama: sebagai metode untuk meneliti pikiran, sebagai ilmu tentang perilaku manusia, dan sebagai metode untuk mengobati penyakit mental atau emosional. Psikoanalisis bukan hanya teknik terapeutik, tetapi juga merupakan aliran penting psikologi yang membahas berbagai aspek kepribadian, termasuk dinamika, struktur, dan perkembangannya. 1. Struktur kepribadian

Menurut Freud, kehidupan mental memiliki tiga tingkat kesadaran: sadar, prasadar, dan tidak sadar. Kemudian, pada tahun 1923, Freud memperkenalkan tiga model struktural lainnya: das Es, das Ich dan das Über Ich. Ketiga struktur ini melengkapi gambaran mental seseorang dan memiliki asal usul, aspek, fungsi, prinsip pengoperasian, dan perlengkapannya masing-masing. Unsur-unsur utama selanjutnya: Das Es (Id) muncul dari hasrat, Das Ich (I) dari interaksi dengan lingkungan, dan Das Ueber Ich (Super I) dari internalisasi nilai-nilai kepribadian yang berpengaruh. Unsur Dimensi Aspek: Das Es bersifat biologis, Das Ich bersifat psikologis, dan Das Ueber Ich bersifat sosiologis. Elemen dimensi fungsional: Das Es menjaga stabilitas, Das Ich mengarahkan orang menuju kenyataan, dan Das Ueber Ich mengontrol Das Es dan Das Ich agar berperilaku lebih etis. Prinsip operasionalnya sebagai berikut: Das Es mengikuti prinsip kesenangan, Das Ich mengikuti prinsip realitas, dan Das Ueber Ich mengikuti prinsip moral. Elemen dimensi peralatan: Das Es dari refleks dan proses primer, Das Ich dari proses sekunder, dan Das Ueber Ich mencakup kesadaran dan Ich ideal. 2. Dinamika kepribadian

Menurut Freud, dinamika kepribadian adalah cara energi psikis seseorang didistribusikan dan digunakan oleh Das Es, Das Ich dan Das Ueber Ich. Freud menyatakan bahwa seluruh energi manusia berasal dari makanan yang dimakannya dan kemudian dibagi menjadi energi fisik dan mental. Energi ini awalnya hanya dimiliki oleh Das S, namun melalui identifikasi energi tersebut diberikan kepada Das Ich dan Das Ueber Ich.

Menurut teori psikoanalitik Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi yang digunakan seseorang untuk melindungi dirinya dari konflik internal dan kecemasan. Mekanisme ini bertujuan untuk mengurangi ketegangan akibat konflik antara dorongan bawah sadar (das Es) dan tuntutan moral (das Uber Ich) dalam kaitannya dengan kenyataan (das Ich). Freud mengidentifikasi beberapa jenis mekanisme pertahanan diri, seperti: Represi: Mekanisme ini melibatkan penekanan impuls bawah sadar dalam pikiran bawah sadar untuk mencegah kecemasan. Sublimasi: Ini melibatkan penyaluran impuls bawah sadar ke dalam bentuk perilaku yang lebih sosial atau kreatif. Proyeksi: Seseorang mengaitkan pikiran atau perasaan yang tidak diinginkan kepada orang lain. Perpindahan: Impuls yang tidak dapat diterima diarahkan ke objek yang tidak terlalu berbahaya. Rasionalisasi: Seseorang mencari alasan rasional atas perilaku atau pikiran yang tidak menyenangkan. Pembentukan reaksi: seseorang melakukan perilaku yang bertentangan dengan dorongan bawah sadarnya. Regresi: Kembali ke tingkat perkembangan sebelumnya dalam menghadapi stres atau kecemasan. 4. Tahapan Pengembangan Karakter

Freud juga mengemukakan bahwa perkembangan kepribadian berlangsung melalui lima tahap, berkaitan dengan tingkat kepekaan seseorang terhadap zona sensitif seksual, yaitu area tubuh yang sensitif terhadap rangsangan. Tahapan tersebut adalah: fase oral: sensitivitas oral, yang berlangsung hingga kurang lebih 18 bulan: sensitivitas anal, dari sekitar 18 bulan hingga 3 tahun. Fase phallic: sensitivitas genital, sekitar usia 3 hingga 6 tahun. Tahap laten: Seksualitas ditekan atau laten, dari sekitar usia 6 tahun hingga pubertas: Kepribadian matang, sejak pubertas. 5. Hubungan teori psikoanalitik dengan pendidikan

Psikoanalisis juga mempunyai pengaruh yang besar dalam dunia pendidikan. Teori ini mencakup segala perilaku yang mempengaruhi proses belajar dan pembentukan kepribadian anak. Pendidikan tidak hanya sekedar menanamkan pengetahuan tetapi juga tentang membentuk karakter dan keterampilan emosional. Teori psikoanalitik membantu kita memahami bagaimana mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual melalui pendidikan.

Dalam konteks ini, pendidikan bertujuan untuk pengembangan individu secara holistik, tidak hanya intelektual, tetapi juga emosional dan moral. Kecerdasan emosional seperti kemampuan mengelola emosi, empati dan kerjasama merupakan salah satu fokus penting program pendidikan.

Oleh karena itu, psikoanalisis menawarkan pandangan mendalam tentang bagaimana pendidikan dapat menjadi alat untuk membentuk individu yang seimbang secara psikologis dan moral. Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memahami teori psikoanalitik dalam konteks pendidikan modern, yang menekankan pentingnya pengembangan kepribadian secara keseluruhan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D