0 0
Read Time:1 Minute, 42 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Sesuatu yang sederhana seperti pelukan ternyata bisa membuahkan hal yang luar biasa. Psikolog klinis Nirmala Ika mengatakan baik orang dewasa maupun anak-anak menghasilkan hormon bahagia saat orang tuanya berpelukan.

Hormon bahagia membantu mengurangi stres dan meningkatkan kekebalan tubuh. Dengan rasa bahagia ini, suasana hati Anda akan membaik dan seluruh organ tubuh Anda akan bekerja dengan baik secara alami.

Ika mengatakan, pelukan 10 detik sudah cukup membuat seorang anak bahagia. Untuk mencapai hal ini, pelukan harus tulus, “pada saat ini” dan tidak mengganggu hal lain.

Pelukan tulus dari orang tua mampu mendatangkan rasa bahagia pada anak. Anak yang dipeluk pun merasa dicintai, dihargai, diterima, dan tenang.

“Secara psikologis, yang penting hati kita ikhlas, kalau dalam hitungan puluhan detik kita sudah benar-benar ada, kita rangkul dia, itu lebih penting dari pada mengikuti aturan, tapi kita rangkul saja dia, padahal pikiran kita kemana-mana. tempatnya Ya, anak-anak lebih butuh kehadiran fisik,” jelas Ika, dilansir Antara.

Anak yang lebih besar masih membutuhkan pelukan dari orang tuanya

Ika juga mengatakan, anak yang sudah besar tetap membutuhkan pelukan hangat dari orang tuanya. Namun persepsi bahwa berpelukan berarti menjadi anak manja membuat sebagian anak remaja kurang mau memeluknya, terutama di tempat umum.

Keakraban dengan pelukan merupakan salah satu cara untuk menyadarkan anak bahwa memeluk anak adalah hal yang wajar. Memeluk merupakan salah satu upaya untuk mengungkapkan rasa cinta pada anak Anda.

,

Ika juga menyebutkan, manfaat rutin memeluk anak juga akan bermanfaat bagi mereka kelak nanti. Anak-anak yang sering dipeluk atau disentuh secara fisik oleh orang tuanya saat dewasa akan merasakan kedamaian batin.

Anak ini akan mampu menebar kebahagiaan kepada orang lain karena tidak mengalami kekerasan.

Bicarakan tentang pelukan dan sentuhan fisik serta ajari anak Anda bahwa mereka boleh berpelukan. Beri tahu mereka pelukan mana yang boleh dan mana yang tidak.

“Kita juga perlu mengajarinya siapa yang boleh dan tidak boleh dipeluk, pelukan apa yang boleh dan tidak boleh,” saran Ika.

“Ketika dia masih ingin memeluk kita sebagai orang tua, dia akan rela dipeluk oleh orang tuanya karena dia tidak akan dihakimi,” ujarnya.

,

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D