0 0
Read Time:3 Minute, 59 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Lembaga pemeringkat efek Indonesia atau Pfundo mendapat amanah untuk menerbitkan jaminan utang senilai Rp 42,28 triliun hingga Januari 2024. Secara kelembagaan, non-BUMN mendominasi dengan nilai Rp23,31 triliun. Sisanya sebesar Rp 18,96 triliun berasal dari BUMN dan anak perusahaan atau BUMD. Kepala Divisi Evaluasi Jasa Keuangan Pefindo Danan Dato mengatakan mandat tersebut berupa PUB obligasi senilai Rp20,71 triliun, obligasi Rp14,15 triliun, sukuk Rp2,67 triliun, dan sukuk Rp2,54 triliun. Kemudian MTN sebesar Rp 2,20 triliun. Selain itu, penerbitan surat utang terkait sektor pertambangan masih mendominasi dengan nilai Rp 6,60 triliun dan perbankan dengan nilai Rp 5,50 triliun. Per Januari 2024, penerbitan surat utang negara sebesar Rp. Tercapai 7,1 triliun dan Pefindo menangani Rp. 5,6 triliun dilepaskan. Peringkat surat utang. Don menjelaskan, penerbitan utang negara pada tahun 2023 akan menurun sehingga hanya mencapai Rp 130,81 triliun pada tahun 2022 yang mencapai Rp 163,63 triliun. Meski demikian, Dan memperkirakan pasar surat utang akan pulih pada tahun 2024. “Kalau kita lihat tahun 2024, bulan Januari dan Februari cukup baik dibandingkan Januari dan Februari tahun lalu. Semoga pasar penerbitan surat utang kembali pulih,” kata Danan dalam konferensi pers Pefindo, Selasa (13/2). /2024). Penerbitan surat utang masih didominasi oleh non-BUMN dengan porsi Rp 104,58 triliun pada 2023 dibandingkan Rp 26,22 triliun.

Sebelumnya diberitakan, surat utang korporasi masih menjadi alternatif pilihan pembiayaan yang menarik. Ekonom dan Kepala Divisi Riset Ekonomi PT Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo, Suhindarto mengatakan, kupon akan meningkat pada tahun 2023 sesuai dengan lingkungan yang semakin menarik.

Hal ini meningkatkan biaya pendanaan dan menimbulkan risiko terhadap kinerja penerbitan utang korporasi pada tahun 2023. Di sisi lain, suku bunga kredit perbankan diperkirakan akan terus meningkat seiring ketatnya likuiditas.

“Surat utang korporasi dapat menjadi pilihan yang menarik untuk diversifikasi pendanaan karena penerbitan surat utang korporasi relatif lebih murah dibandingkan mengambil pinjaman bank, terutama bagi emiten dengan kualitas kredit tinggi,” jelas Sundarto kepada PEFINDO dalam Media Forum, Senin (11/12/ 2023). ).

Per November 2023, Pefindo mencatatkan surat utang korporasi senilai Rp 148,3 triliun pada tahun 2024. Terbanyak dari sektor multifinance sebesar Rp26,3 triliun dan perbankan Rp24,7 triliun.

Selain itu, penerbitan baru surat utang pada tahun 2024 diperkirakan berkisar 148,15-169,05 triliun dengan titik tengah Rp 155,46 triliun. Ada beberapa faktor yang mendorong proyeksi penerbitan surat utang korporasi pada tahun depan, antara lain perlunya refinancing yang lebih besar. Sekaligus menjaga aktivitas sektor riil sehubungan dengan penyelenggaraan pemilu.

Pada saat yang sama, situasi wait and see berkurang, sesuai dengan kepastian pemilu dan program prioritas lanjutan. Suhindarto menambahkan, perseroan menyesuaikan strategi menghadapi kondisi suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama. Terlihat bahwa jumlah publikasi meningkat dalam kurun waktu yang singkat.

Likuiditas lembaga keuangan semakin ketat, suku bunga pinjaman diperkirakan akan semakin mahal dan meningkatnya permintaan terhadap sumber pembiayaan alternatif, salah satunya melalui penerbitan surat utang, ujarnya.

Namun, ada juga beberapa faktor risiko yang patut Anda waspadai, terutama terkait suku bunga. Dengan lingkungan suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lama, membuat ceritanya menjadi panjang.

Risiko geopolitik yang tinggi membuat imbal hasil tetap tinggi. Konsumsi mungkin lebih lemah dari perkiraan karena kenaikan suku bunga. Pada saat yang sama, premi risiko meningkat seiring dengan kenaikan suku bunga yang meningkatkan leverage, sehingga memperlebar selisih imbal hasil (yield) obligasi korporasi. “Potensi capital outflow akan mendorong penurunan minat penerbitan saham,” tutup Sohandarto.

Diberitakan sebelumnya, lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) mengungkapkan bahwa secara nasional, Indonesia telah menerbitkan utang sekitar $45,8 triliun pada kuartal ketiga tahun 2023. Dari jumlah tersebut, PEFINDO berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp37,67 triliun. . .

Kepala Divisi Pemeringkatan Jasa Non Keuangan PEFINDO Nikan Andrasiah mengatakan sebagian besar surat utang diterbitkan oleh perusahaan non-BUMN.

Total penerbitan jaminan utang untuk perusahaan non-BUMN sebesar Rp 30,2 triliun dan untuk perusahaan BUMN sebesar Rp 7,4 triliun, kata Niken Pefindo dalam konferensi pers, Rabu (25/10/2023).

Niken menambahkan, pangsa pasar PEFINDO pada kategori penerbitan surat utang pada kuartal III 2023 sebesar 74,9 persen. Dana yang digunakan mayoritas untuk modal kerja (62,7 persen) dan refinancing (31,9 persen).

Selain itu, PEFINDO juga telah mendapat mandat pemeringkatan utang korporasi sebesar Rp 49,54 triliun hingga kuartal III 2023. Perusahaan dari sektor perbankan sebagai sektor yang menerbitkan terbesar mencapai Rp 12,9 triliun, ini berasal dari 3 perusahaan.

Selain itu, kata Niken, total surat utang korporasi yang diterbitkan hingga kuartal III 2023 berjumlah Rp 91,8 triliun. Obligasi dan sukuk korporasi diterbitkan sebesar Rp89,3 triliun, turun dibandingkan Rp127,4 triliun pada kuartal III 2022.

“Penerbitan surat utang lainnya yaitu sekuritisasi menunjukkan tren peningkatan. Namun penerbitan MTN pada triwulan III tahun 2023 masih menunjukkan penurunan yaitu mencapai Rp 4,7 triliun dibandingkan pada triwulan III tahun 2022 sebesar 1,7 triliun. jangan terlambat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D