0 0
Read Time:2 Minute, 14 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Inggris memberlakukan pajak tambahan terhadap penjual minuman manis berkarbonasi. Hal ini dilakukan guna mengurangi konsumsi gula pada produk yang ditujukan untuk anak-anak. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa pajak gula efektif dalam mengurangi asupan gula tambahan pada anak-anak.

Studi yang dilakukan peneliti dari University of Cambridge dan universitas ternama lainnya menunjukkan bahwa pajak gula di Inggris berhasil menurunkan konsumsi gula, air bersoda, dan minuman ringan lainnya pada anak-anak hingga hampir 50 persen. Pada bulan Maret 2016, pemerintah Inggris memberlakukan pajak terhadap minuman ringan yang diberi tambahan gula untuk mengurangi obesitas pada masa kanak-kanak. Aturan tersebut mendorong pembuat minuman ringan untuk mengurangi jumlah gula dalam minuman mereka sebelum pajak diberlakukan pada bulan April 2018.

Konsumsi gula tambahan secara keseluruhan juga menurun selama bertahun-tahun karena masyarakat Inggris beralih ke alternatif gula yang lebih rendah. Setelah meninjau data selama 11 tahun, peneliti mampu membuat model untuk memperkirakan konsumsi tambahan gula berdasarkan tren yang ada. Mereka membandingkan level tersebut dengan apa yang sebenarnya terjadi pada awal tahun 2019.

Para peneliti menemukan bahwa setelah pengumuman dan penerapan pajak, asupan gula anak-anak dari minuman ringan saja turun sebesar 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Konsumsi gula juga turun sebesar 33 persen di kalangan orang dewasa, menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology & Community Health.

Dibandingkan dengan skenario di mana tidak ada pajak yang diberlakukan dan mengingat adanya pengurangan konsumsi gula, penelitian ini menemukan bahwa pajak menyebabkan penurunan relatif konsumsi gula dengan minuman ringan di kalangan anak-anak sebesar 23,5 persen dan penurunan relatif konsumsi gula. Di antara orang dewasa – 40,4 persen. “Semua ini hanya menegaskan bahwa kebijakan mempunyai dampak,” kata Dr Peyman Adab, profesor epidemiologi penyakit kronis dan kesehatan masyarakat di Universitas Birmingham, seperti dilansir Euronews, Senin (15/07/2024).

Namun Adab juga mengingatkan bahwa hal ini masih berdampak jangka pendek. “Kita tahu dari perilaku lain seperti merokok dan minum minuman beralkohol, terkadang penurunan ini tidak berlangsung lama,” katanya.

Belum jelas apakah penurunan konsumsi gula disebabkan oleh produsen yang mengurangi jumlah gula tambahan dalam produk mereka, lebih memilih pemanis buatan berkalori rendah, atau kampanye kesehatan seputar makanan dan minuman manis yang mendorong orang lanjut usia untuk membeli produk yang lebih sehat. . Meskipun pajak tidak berlaku untuk beberapa minuman tinggi gula yang populer di kalangan anak-anak, seperti jus buah dan minuman berbahan dasar susu, hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen tidak mengganti minuman ringan dengan makanan dan minuman manis lainnya.

Setidaknya 54 negara telah memberlakukan pajak atas minuman manis, menurut Australian Obesity Evidence Centre. Penerapan pajak gula dianggap penting, mengingat minuman manis membuat anak-anak berisiko lebih besar mengalami obesitas, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2, stroke, radang sendi, dan beberapa jenis kanker.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D