0 0
Read Time:1 Minute, 39 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor Indonesia pada Agustus 2024. Pada periode tersebut, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 23,56 miliar dolar AS. 

Angka tersebut menunjukkan kenaikan secara bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 5,97% dibandingkan Juli 2024. Poji Smartini, Wakil Presiden Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, menjelaskan kenaikan nilai ekspor Agustus 2024 secara bulanan terutama disebabkan oleh kenaikan tersebut. Pada ekspor nonmigas, khususnya lemak hewani atau nabati dan produk minyak bumi (HS15) yang mengalami peningkatan. 24,50% dengan porsi 2,12%. 

Ditambahkannya: Tahap selanjutnya adalah bijih logam, terak dan abu (HS26) dengan kenaikan 47,23% dengan pangsa 1,50%, disusul mesin dan peralatan listrik serta suku cadangnya (HS85) dengan kenaikan 12,54% dengan pangsa 0,73%. dikatakan Konferensi pers di kantornya di Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Secara total, nilai ekspor nonmigas mencapai 22,36 miliar dollar AS. Naik 7,43% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara nilai ekspor migas tercatat sebesar 1,20 miliar dolar AS.

“Itu turun 15,41 persen (dibandingkan Juli 2024),” kata Puji. 

Ia menjelaskan, penurunan nilai ekspor migas terutama disebabkan oleh penurunan nilai ekspor gas dengan pangsa -0,68 persen.  Kemudian secara tahunan (yearly/annual), nilai ekspor pada Agustus 2024 juga meningkat sebesar 7,13% dibandingkan Agustus 2023, yang disebabkan oleh peningkatan ekspor nonmigas.

Terutama pada logam mulia dan permata atau batu mulia (HS71). kemudian bahan bakar mineral atau (HS 27) serta mesin dan peralatan listrik serta bagian-bagiannya (HS 85). 

Poji mengeluarkan beberapa catatan mengenai peristiwa yang mempengaruhi perkembangan ekspor, impor dan neraca perdagangan pada Agustus 2024. Pertama, pada Agustus 2024, perkembangan harga bahan baku di pasar internasional secara keseluruhan cukup berbeda. Penurunan harga bulanan terjadi di sektor energi, pertanian, dan logam mineral. Sementara itu, harga logam mulia naik sehingga menyebabkan kenaikan harga. 

Dari sisi permintaan, pada Agustus 2024, PMI manufaktur negara mitra dagang utama seperti Tiongkok (50,4) dan India (57,5) berada pada zona pengembangan. Sementara Amerika Serikat (47,9) dan Jepang (49,8) berada di zona kontraksi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D