0 0
Read Time:2 Minute, 12 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Permainan olahraga berbeda dengan permainan terukur. Dalam olahraga, kejutan sering kali terjadi dalam sebuah pertandingan. Tim yang tidak terpilih atau pemain yang terkejut tampil sebagai pemenang.

Pada Olimpiade Paris 2024 misalnya, banyak pemain terbaiknya yang gagal meraih medali emas cabang olahraga bulutangkis. Tunggal putra asal China, Shi Yu Qi misalnya, tak mampu meraih medali.

Saat ini pasangan putra China Taipei Lee Yang/Wang Chi-Lin memang belum menjadi pasangan favorit meski berstatus juara Olimpiade 2021. medali emas mereka.

Guncangan seperti ini biasanya tidak terjadi pada olahraga terukur seperti atletik, renang, panahan, panjat cepat, dan angkat besi. Karena semuanya sudah ditimbang, tidak banyak faktor X Hampir pasti pemain tertinggi akan keluar sebagai pemenang. Apalagi bagi panjat tebing, kegagalan seringkali hanya sekedar terpeleset dan awal yang salah.

Medali emas Indonesia di cabang panjat tebing Veddriq Leonardo dan angkat besi Rizki Juniansyah membenarkan hal tersebut. Meski ada faktor lain, namun catatan waktu yang diraih Veddriq sebelum Olimpiade dan kelas Rizki menjadi indikatornya.

Ketua Bidang Pembinaan dan Penyelenggaraan Persatuan Angkat Logam Berat Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PBSI), Hadi Wihardja mengatakan, berdasarkan data sebelumnya, peluang Rizki mendapatkan emas pada pekan-pekan menjelang Olimpiade adalah 98,6 persen.

“Dengan statistik saya, saya berharap Rizki bisa kembali angkat beban 365kg penuh yang menjadikannya nomor 1. Namun dari latihan tanggal 20 Juli, kemampuannya dan gol 365 atau lebih itu, peluang emasnya sudah 98,61, kata Hadi saat dihubungi dianrakyat.co.id, Jumat (9/8/2024).

Hadi menambahkan, pekan lalu ia melihat di Instagram Shi Zhiyong, rival Rizki asal China. Ia mengaku kaget karena pada 3 Agustus lalu ia berani menarik beban 150 kg sebanyak dua kali. Ini adalah 90 persen performa terbaiknya di kelas, yang tentunya akan mempengaruhi performanya di perebutan emas lima hari kemudian.

“Kalau liftnya lebih dari 70 persen di lift minggu itu, bisa jadi hari itu juga listriknya mati, kalau Rizki, minggu lalu dia coba 200. Sebelum berangkat saya ingatkan gurunya jangan menaikkan lebih dari 70 persen, sepertinya “Saya terima kasih kepada guru Triyatno dan Rusli yang memahami tingginya persaingan yang penuh tekanan dan tantangan,” jelasnya.

Diharapkan pasca Olimpiade Paris 2024, PABSI bisa memberikan semangat. “Eko-Eko Rizki-Rizki selanjutnya akan segera dipersiapkan, bekerjasama dengan BUMN dan dukungan penuh dari Ketua PABSI Bapak Rosan Perkasa Roeslani. Kegiatan kejuaraan untuk usia 12-14, 15-17, 18-19 dan orang dewasa adalah wajib.

“Ya dengan meningkatkan kualitas guru-guru yang mumpuni, dan mau terus berlatih, dan tidak hanya itu, kalau di Olimpiade Los Angeles 2028 bisa maka angkat besi 14 kelas lagi, saya yakin medali di Indonesia akan lebih baik. . ” tambah Hadi yang juga merupakan anggota penelitian dan pengajar. Perkembangan Asia untuk angkat besi. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D