0 0
Read Time:2 Minute, 22 Second

dianrakyat.co.id Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Jakarta Kementerian Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia (Kemenkes RI) Dr. Imram Pambudi mengatakan, saat ini terdapat lima lokasi nyamuk ber-Wolbachia. Lima tempat tersebut adalah Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Bontang (Kalimantan Timur) dan Kupang (NTT).

Selain itu, Kementerian Kesehatan RI menargetkan uji coba nyamuk Wolbachia dapat dilakukan di 230 kabupaten dan kota dalam lima tahun ke depan, pemanfaatan nyamuk Wolbachia merupakan upaya pencegahan penyebaran nyamuk demam berdarah (DBD). .

“Tujuan kami, dalam lima tahun ke depan setidaknya ada 230 kabupaten/kota yang kami targetkan sebagai wilayah Volbachia. Ini adalah wilayah-wilayah yang penularan DBD-nya tinggi,” ujarnya di Batam. Kata Kepri Kamis 27 Juni 2024.

Kota Batam tidak perlu melakukan uji pelepasan nyamuk ber-Wolbachia karena wilayah setempat memiliki kasus demam berdarah yang jarang terjadi dibandingkan wilayah lain.

Yang tidak biasa adalah angka kejadian demam berdarah di Batam mengalami penurunan, sedangkan di daerah lain meningkat.

“Pada tahun 2023, Dinas Kesehatan Kota Batam melaporkan kasus demam berdarah sebanyak 376 kasus, sedangkan pada tahun 2024 sebanyak 181 kasus, sehingga pada tahap ini belum diperlukan metode nyamuk Wolbachia,” kata Imran.

Bagaimana cara kerja pengusir nyamuk Wolbachia?

Cara kerja nyamuk Wolbachia bergantung pada bakteri Wolbachia, menurut situs web Departemen Kesehatan Masyarakat. Teknologi ini menggunakan metode reproduksi. Nyamuk jantan yang ber-Wolbachia dapat melindungi terhadap virus demam berdarah pada nyamuk betina. dan sebaliknya Akan menghasilkan telur dengan volbachia. Berkembang biaknya bakteri tersebut berdampak positif terhadap penyebaran penyakit.

“Jadi ketika seekor nyamuk menggigit seseorang? Itu tidak bisa menyebarkan virus demam berdarah. Cara kerjanya Tapi cara yang ada pada nyamuk pembawa Wolbachia akan berhasil selama jumlah nyamuk Aedes aegypti pembawa Wolbachia melebihi 60 persen,” kata Imam.

Dalam acara tersebut, Imran menjelaskan bahwa Indonesia bukan satu-satunya negara yang menggunakan teknologi nyamuk Wolbachia. Negara lain seperti Singapura, Vietnam, Brazil, Australia sudah melakukan hal tersebut.

“Nyamuk pembawa Wolbachia tidak hanya ditemukan di Indonesia. Dan sudah terbukti berhasil di banyak negara,” ujarnya.

Teknologi Nyamuk Aedes Aegypti Mengandung Wolbachia Menurut Kementerian Kesehatan RI, Wolbachia adalah bakteri alami dalam 60 persen virus Wolbachia yang tidak menginfeksi manusia atau vertebrata lain dan tidak membuat manusia atau hewan sakit. Ia hidup di dalam sel serangga dan dapat diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya melalui telur.

Nyamuk yang terinfeksi Wolbachia adalah nyamuk yang menetas dari telur yang secara alami mengandung virus Wolbachia. 

Berdasarkan hasil penelitian Wolbachia Application for Dengue Elimination (AWED) yang dilakukan di Yogyakarta dalam rangka Cluster Randomized Controlled Trial (CRCT), nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi Wolbachia mampu menurunkan angka kasus demam berdarah sebesar 77,1%. .

Tidak hanya itu juga mengurangi rawat inap akibat demam berdarah sebesar 86%.

Faktanya, berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil di negara lain, banyak negara lain yang menggunakan teknologi Wolbachia untuk pengendalian demam berdarah yang direkomendasikan oleh Kelompok Penasihat Pengendalian Vektor WHO mulai tahun 2021, seperti disebutkan dalam laman UGM.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D