0 0
Read Time:2 Minute, 16 Second

Jakarta – Ilmuwan Belanda Profesor Frick Vonk mendapat kesempatan unik untuk menyelam bersama ular anaconda raksasa di Amazon Ekuador, sesuatu yang belum pernah tercatat sebelumnya.

Surat kabar The Sun melaporkan pada Rabu, 28 Februari 2028 bahwa Profesor Vonk adalah ahli biologi evolusi di Universitas Leiden di Belanda dan dikenal dengan berbagai program televisi tentang satwa liar dan satwa liar.

Dia saat ini sedang syuting Pole to Pole, serial Disney+ bersama Will Smith yang mengeksplorasi keanekaragaman hayati di seluruh dunia.

Dalam salah satu episodenya, Profesor Wonk diberi kesempatan untuk menjelajahi hutan hujan Amazon, rumah bagi lebih dari 10.000 spesies ular.

Di sana ia berinteraksi dengan suku Waorani yang tinggal jauh di dalam hutan dan memiliki ikatan budaya yang kuat dengan ular anaconda. Bagi suku Waorani, ular ini dianggap sebagai hewan suci dan sangat dihormati oleh alam.

Suku Waorani mengajak Profesor Wonk untuk mencari ular anaconda dengan kano dan berburu tombak di sungai yang mengalir melalui hutan. Beberapa hari kemudian mereka menemukan seekor anakonda besar sedang beristirahat di dasar sungai.

Tanpa ragu, Profesor Wonk langsung melompat ke dalam air dengan peralatan selam dan kamera bawah airnya dan mengabadikan momen langka tersebut.

Seekor ular raksasa bernama Anaconda memiliki panjang hampir 8 meter dan berat sekitar 200 kg. Meski ularnya sangat besar, ia tidak menunjukkan tanda-tanda agresi dan tampak tenang.

Dalam pernyataannya kepada Mirror, Profesor Vonk menggambarkan kejadian tersebut sebagai “tidak biasa” dan mengungkapkan rasa terima kasihnya karena bisa melihat ular terbesar di dunia dari dekat. Dia juga tidak takut karena dia tahu ular itu tidak akan menyerang tanpa alasan.

Profesor Vonk juga mengambil sampel darah dan jaringan dari ular tersebut untuk penelitian lebih lanjut. Ia bekerja dengan tim ilmuwan dari Universitas Queensland di Australia, yang juga menemukan spesies baru anaconda dari Amazon, anaconda hijau utara (Eunectes akaima).

Menurut penelitian mereka, spesies ini secara genetik berbeda sekitar 5,5 persen dari anaconda hijau (Eunectes murinus), yang hidup di Amazon bagian selatan. Perbedaan ini serupa dengan perbedaan antara manusia dan simpanse. Mereka juga menemukan bahwa spesies tersebut telah ada selama 10 juta tahun.

Profesor Vonk berharap penemuan ini akan meningkatkan kesadaran dan perlindungan terhadap ular anaconda dan ekosistem Amazon.

Ia juga memuji kerja sama dan kearifan lokal suku Waorani dalam menjaga keseimbangan alam dan hidup berdampingan dengan ular anaconda.

“Saya sangat menghormati suku Waorani atas pengetahuan dan pengalaman luar biasa mereka dengan anaconda. Mereka mengajari saya banyak hal tentang ular ini dan cara menghormatinya. Saya berharap kita semua dapat belajar dari mereka dan melindungi sumber daya alam yang kita miliki,” kata Profesor Vonk. Amazon mau kucurkan Rp 3,7 triliun ke startup, cara mendapatkannya Amazon Web Services (AWS), layanan cloud milik Amazon.com, mengalokasikan $230 juta atau Rp 3,7 triliun untuk startup. dianrakyat.co.id.co.id 21 Juni 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D