0 0
Read Time:3 Minute, 9 Second

JAKARTA – Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tetap mewaspadai pornografi yang beredar di dunia maya. Pornografi sendiri mendominasi konten negatif di Indonesia.

Diketahui 5,5 juta anak di Indonesia terpapar pornografi. Jumlah tersebut mencakup anak-anak dan penyandang disabilitas di tingkat SD, SMP, SMA, bahkan PAUD.

Sejak diluncurkannya aplikasi obrolan video live Bigo, terdapat juga peningkatan kekhawatiran mengenai konten pornografi yang tersedia untuk anak di bawah umur.

Aplikasi ini kerap menarik perhatian masyarakat di Indonesia karena beberapa permasalahan serius terkait konten yang tidak pantas.

Aplikasi ini juga sering digunakan untuk menyiarkan konten tidak senonoh, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna mengenai etika digital.

Selain itu, ada kekhawatiran mengenai dampak negatif penyalahgunaan aplikasi terhadap pengguna di bawah umur, apalagi Bigo Live memiliki rating usia 12+ di Google Play Store.

Meski menyasar pengguna berusia 12 tahun ke atas, Bigo Live kerap dijadikan platform untuk menayangkan konten dewasa.

Salah satu yang meresahkan adalah tayangan yang menampilkan perempuan dengan pakaian minim dan melakukan adegan tarian erotis di depan kamera.

Dalam hal ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pun turut mengomentari tren tersebut.

Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menegaskan negara harus menindak tegas materi cabul.

“Negara juga harus menindak tegas pornografi agar bisa melindungi warga negara, khususnya anak-anak. Makanya kami ingin menghapusnya secepatnya, dan tentunya kami akan berkoordinasi dengan Kominfo agar tidak menyebar terlalu luas. Jasra ungkapnya dalam keterangannya, Selasa, 28 Mei 2024.

Putra menambahkan, perlindungan anak dan perempuan di ruang online memerlukan kerja sama berbagai sektor.

Kominfo juga harus segera mengambil tindakan untuk menghapus pornografi anak.

Ia juga menegaskan, negara tidak boleh kalah dengan industri pornografi, hukum yang tegas harus diterapkan termasuk pada platform Bigo Live.

Menurutnya, industri ini bisa tumbuh tetapi tidak mengorbankan anak-anak. Dia menambahkan bahwa keselamatan anak-anak di ruang online adalah prioritas yang harus diterapkan secara tegas oleh pemerintah.

Sebelumnya pada September 2023, terungkap kasus mengejutkan di Garut, Jawa Barat, di mana sepasang suami istri kedapatan melakukan adegan cabul di aplikasi Bigo Live.

Penonton yang menyaksikan sejoli tersebut pun menanggapi aksinya dengan memberikan kado atau bingkisan saat live streaming berlangsung.

Video tersebut menjadi viral dan menuai reaksi keras dari masyarakat dan pihak berwenang, yang menuntut tindakan tegas terhadap pelaku dan platform yang memfasilitasi konten tersebut. 

Menurut Hiro Sutadi, CEO Pengamat Teknologi dan ICT Institute, konten dewasa yang ditampilkan di platform digital harusnya ditegur, bahkan ditindak secara hukum.

Karena dalam UU ITE, perbuatan seperti itu dilarang. Memang seharusnya pidana itu dituntut, tapi platform digital juga harus bertanggung jawab karena harus ada mekanisme pengawasannya agar Indonesia tidak melakukan perbuatan cabul. 

Insiden ini menyoroti pentingnya penerapan langkah-langkah yang lebih kuat dan sistematis untuk mengatur konten digital pada platform streaming langsung.

Kolaborasi antara pemerintah, pengembang aplikasi, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan beretika bagi semua pengguna.

Sebagai informasi, pada awal Juni 2018, Kementerian Kesehatan melakukan screening kecanduan pornografi pada siswa SMP dan SMA. Sebanyak 1.314 responden yang dibidik merupakan pelajar di wilayah Jakarta Selatan dan Kabupaten Pandeglang.

Hasilnya, hanya 1,7 persen siswa yang tidak terpapar materi pornografi. Artinya, 98,3 persen siswa pernah terpapar materi cabul.

Dari hasil skrining, 3,7 persen siswa mengalami kecanduan ringan dan 0,01 persen siswa mengalami kecanduan berat. Siswa dalam kategori ini harus segera menghubungi.

Pornografi sendiri bisa berbahaya bagi remaja karena banyak menimbulkan dampak negatif. Mulai dari kerusakan sel otak, gangguan emosi dan mental, hingga kerusakan di kemudian hari.

Sementara Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mengungkapkan 66,6 persen anak laki-laki dan 62,3 persen anak perempuan di Indonesia melihat aktivitas seksual (pornografi) melalui media online. Itel Vista Tab 30, tablet murah, namun jangan remehkan Itel kembali hadir dengan produk terbarunya yaitu tablet Vista Tab 30 yang menawarkan pengalaman visual mengesankan dan segudang fitur produktivitas dengan harga murah. dianrakyat.co.id.co.id 24 Juni 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D