0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Jakarta – Banyak guru dan siswa yang memanfaatkan Mobilizing Cloud yang disediakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk membantu mereka mencari konten di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Karena itu, mereka berbondong-bondong ke daerah tertinggal, perbatasan dan daerah pinggiran (3T). .

Driving Cloud adalah sistem yang berbasis server lokal dan titik akses, sehingga tidak memerlukan konektivitas internet, yang dapat menjadi masalah di lokasi terpencil.

Sumbo S. Sundoy, guru SMPN Abdo di Kabupaten Tamburau, Papua Barat Daya, mengatakan Awan Pengwisata sangat berguna bagi masyarakat di pelosok untuk mengakses materi PMM secara offline.

“Iya, ini solusi bagi kita yang kesulitan mengakses PMM secara online,” kata Sumbo kepada media baru-baru ini.

Ngomong-ngomong, beberapa waktu lalu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi membuka sistem Driving Cloud.

Sistem ini memiliki empat fitur utama dan disebut “pelatihan mandiri dalam kurikulum independen.” Begitu pula dengan evaluasi siswa; bahan ajar yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dianjurkan, tujuan pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Materi PMM sistem Driving Cloud serupa dengan yang digunakan secara online.

Driving Cloud System saat ini sedang diuji coba di berbagai sekolah di enam provinsi antara lain Papua Barat, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Aceh.

Menurut Sumbo, selain menyelesaikan permasalahan secara online, kehadiran Mobilizing Cloud memungkinkan guru juga melakukan aktivitas lain.

Berdasarkan inspirasi materi sistem Pengmobile Cloud, para guru dari daerah terpencil tempat komunitas dibangun membahas banyak hal terkait kearifan lokal dan demokrasi.

“Ini merupakan proyek bersama guru-guru lingkungan untuk mengajarkan mata pelajaran Profil Siswa Pancasila dengan memperkenalkan mata pelajaran lokal,” ujarnya.​

Sikap individu dan guru juga berubah, dan terdapat kecenderungan yang meningkat untuk memperkenalkan perubahan baru pada proses pembelajaran di sekolah. Salah satunya adalah hadirnya materi literasi digital dalam proses belajar mengajar di kelas.

“Jelas ada banyak manfaat signifikan dari penerapan Driving Cloud,” tegas Sumbo.​

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Johannes Fandi Putra William Wowar, guru SMPN 2 Lolak di Kabupaten Boran Mongondo, Sulawesi Utara.

Ia mengatakan dengan adanya Mobilizing Cloud berarti guru di daerah terpencil bisa mengakses mata pelajaran kurikulum mandiri dengan lebih baik, dan guru di kota dengan akses internet yang baik pun tidak ketinggalan.

Menurut Johannes, setiap guru sangat tertarik untuk menjelaskan sejauh mana modul dipelajari dan apa yang sebenarnya dilakukan.

“Sekolah dapat menggunakan Driving Cloud untuk berkolaborasi meningkatkan pembelajaran di sekolahnya,” ujarnya.

Bapak Tuning Supriyadi, Direktur Dinas Pendidikan Guru Provinsi Papua Barat, berharap dengan banyaknya aplikasi bermanfaat yang disiapkan oleh Bapak Awang Pembangun, saya harap semua guru di daerah terpencil dapat dengan mudah menemukan informasi yang mereka butuhkan.

Para guru juga mulai merasakan lebih banyak dukungan dari berbagai kalangan yang sebelumnya terlihat tidak tertarik menerima informasi dari jarak jauh.​

Ia mengapresiasi sejauh ini banyak guru yang merasakan kemudahan dan efektivitas sistem Mobilizing Cloud. Akibatnya, banyak sekolah yang proaktif dalam membuat sistem ini lebih mudah diakses oleh para guru.

“Harapan kami sederhana: Tidak peduli siapa gurunya, di mana pun mereka berada, kami ingin mereka mendapat informasi, informasi, dan mampu mengembangkan diri,” tutup Cheuning. Platform Teknologi Kemendikbudristek Percepat Digitalisasi Pendidikan Kemendikbudristek berkomitmen mempercepat perubahan di bidang pendidikan, salah satunya dengan pemanfaatan platform digital. dianrakyat.co.id.co.id 16 Agustus 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D