0 0
Read Time:2 Minute, 19 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Mpox atau yang dahulu dikenal dengan sebutan cacar monyet telah menjadi perhatian global, termasuk di Indonesia. Meski sebagian orang mengira penyakit ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, namun mpox memerlukan pengobatan yang tepat.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), pasien mpox membutuhkan lebih dari sekedar istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi. Pengobatan dengan Mpox diperlukan untuk meringankan gejala dan mencegah memburuknya kondisi. Bagaimana cara mengobati Mpox?

Narasi yang beredar di media sosial menyebutkan, jika seseorang terjangkit Mpox, yang perlu dilakukan hanyalah tidur dan memperbanyak konsumsi protein hewani. Namun, juru bicara Kementerian Kesehatan RI, Dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH membantah keras anggapan tersebut.

Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dan masa inkubasinya bisa mencapai 21 hari. Selama masa inkubasi, pasien mungkin mengalami berbagai gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, dan ruam kulit.

Syahril menjelaskan, meski istirahat, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan, namun hal tersebut tidak cukup untuk mengatasi gejala mpox.

“Seseorang yang terjangkit mpox sebaiknya mendapat pengobatan untuk meringankan gejalanya, apalagi jika gejalanya sudah parah,” ujarnya seperti dikutip Sehat Negeriku pada Selasa, 17 September 2024. Apa obat cacar monyet?

Salah satu jenis pengobatan cacar monyet yang paling umum diberikan kepada pasien mpox adalah pengobatan simtomatik, yaitu pengobatan yang digunakan untuk meredakan gejala tanpa mengobati penyebab yang mendasari penyakit. Pada kasus Mpox, gejala yang sering terjadi adalah demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

 

 

Perhatian juga diperlukan terhadap ruam kulit atau lesi kulit yang terjadi pada pasien mpox. Ruam ini biasanya berkembang dari bintik-bintik merah menjadi lepuh berisi cairan bening, kemudian berisi nanah dan akhirnya mengeras menjadi koreng. Untuk mengatasi rasa sakit dan ketidaknyamanan akibat ruam ini, pasien juga memerlukan pengobatan yang tepat agar kondisinya tidak semakin parah. Antivirus apa untuk Mpox?

Selain obat simtomatik, obat antivirus juga merupakan bagian penting dalam pengobatan mpox, terutama pada mereka yang memiliki gejala parah atau berisiko mengalami komplikasi. Menurut pedoman terbaru Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), beberapa obat antivirus yang efektif untuk pengobatan mpoxa adalah tecovirimat, cidofovir dan brincidofovir.

Obat antivirus ini diberikan melalui konsultasi dengan staf medis yang menilai kondisi dan gejala pasien. Program anti virus ini bekerja dengan cara menghambat replikasi virus sehingga membantu mempercepat proses penyembuhan dan mencegah penyebaran virus lebih lanjut di tubuh pasien.

 

Salah satu yang ditegaskan Syahril adalah pentingnya segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika muncul gejala mirip Mpox.

Meski seseorang mungkin mengalami demam dan ruam, tidak semua gejala tersebut disebabkan oleh mpox. Tujuan dari konsultasi medis adalah untuk memastikan diagnosis yang benar dan meresepkan pengobatan yang tepat.

Jika seseorang dinyatakan positif mengidap Mpox, isolasi mandiri juga sangat penting untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. Pasien harus diisolasi sampai semua ruam dan lesi kulit mengering, mengelupas, dan membentuk kulit baru.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D