JAKARTA – Dengan semakin maraknya penggunaan mobil listrik di Indonesia, pembangunan infrastruktur menjadi hal yang krusial.
Perkembangan mobil listrik di Indonesia menunjukkan potensi yang besar. Namun demikian, perlu adanya perbaikan infrastruktur khususnya SPKLU untuk mendukung penggunaan mobil listrik secara optimal dan mendorong transisi ke energi yang lebih bersih.
Firdaus Kumarno, Presiden Asosiasi Baterai dan Kendaraan Listrik Indonesia (ABKLI), menekankan pentingnya kehadiran ABKLI dalam menjawab tantangan industri ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Firdaus mengatakan ABCLI hadir dengan misi khusus yakni menyatukan dan membela kepentingan industri, pemerintah, dan masyarakat agar adopsi kendaraan listrik dapat berjalan lebih lancar. Mereka juga fokus pada peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan percepatan pembangunan infrastruktur stasiun pengisian daya.
“Kita sudah memiliki Keputusan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 yang mengatur penggunaan kendaraan listrik bertenaga baterai. Namun implementasinya masih jauh dari harapan. Industri motor listrik baru berkembang sekitar 30-40 persen, masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan. ABCLI hadir dengan misi memperjuangkan kendaraan listrik, kata Firdaus, Kamis (19/07/2024).
Firdaus menyoroti potensi besar Indonesia dalam produksi baterai. “Indonesia mempunyai sumber daya alam yang melimpah. “Kita bisa menjadi produsen baterai terkemuka dan melayani TKDN,” ujarnya optimis.
“Kita tidak ingin ketika industri kendaraan listrik berkembang, baterainya masih harus diimpor. Sekarang adalah waktunya untuk mandiri.”
Namun, masih ada tantangan. Terbatasnya infrastruktur pengisian daya dan kekhawatiran masyarakat terhadap lokasi pengisian daya dan penggantian baterai menjadi kendala utama.
“Kita harus memastikan dukungan infrastruktur berkembang seiring dengan perkembangan industri”, tutup Firdaus.