0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki surat terkait pembentukan Social Media Council (DMS). Menteri Komunikasi dan Informatika (Minkominfo) Budi Ari Setiadi mengatakan DMS nantinya akan berupaya memantau kualitas pengelolaan media sosial.

Mengutip Antara, Rabu (29/5/2024), Boudi mengatakan pembicaraan pembentukan Dewan Media Sosial awalnya berasal dari organisasi masyarakat sipil.

Ia mengatakan, pemerintah menyambut baik usulan pembentukan dewan komunikasi sosial karena didukung oleh kajian akademis yang digagas oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).

“Pemerintah sedang mempelajari surat ini dan terbuka untuk komentar lebih lanjut. Jika terbentuk, Sistem Pengelolaan Destinasi Pariwisata bertujuan untuk memastikan dan memantau kualitas pengelolaan media sosial di Indonesia agar lebih akuntabel” jelas Budi.

Ia menambahkan, Dewan Media Sosial yang diusulkan akan berbentuk jaringan atau koalisi independen dan tidak berada di bawah naungan pemerintah.

Anggota dewan dapat mencakup perwakilan dari organisasi masyarakat, akademisi, pers, komunitas, profesional, pakar, dan pelaku industri.

“Jika DMS terbentuk, maka bisa menjadi mitra strategis pemerintah dalam pengelolaan media sosial, termasuk menjamin kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di ruang digital,” pungkas Budi.

 

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sendiri terus berupaya menghentikan penyebaran hoaks, ujaran kebencian, ekstremisme, bahkan praktik penipuan. Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika menilai literasi digital perlu dipahami masyarakat.

Peningkatan literasi digital diwujudkan melalui acara literasi digital yang semakin meningkat dengan slogan “Menjaga persatuan Indonesia, Tidak Mudah Terprovokasi di Era Kelimpahan Informasi” yang diselenggarakan di Kabupaten Garut, Jawa Barat (Jabar), dan dihadiri lebih dari 2.800 warga, termasuk pelajar dan masyarakat umum.

Tema ini diungkapkan dalam berbagai perspektif, termasuk etika digital, budaya digital, dan kapasitas digital. Hadir tiga orang berpengalaman yakni Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut Margianto, pendidik dan fasilitator nasional Olia Putri Junyarto, serta podcaster dan wirausaha Rizki Ardi Nugroho.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Garut Margiyanto mengimbau seluruh masyarakat berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Sebab, kata dia, jejaring sosial saat ini bisa dijadikan sebagai tindak pidana.

“Alasan utama masyarakat Indonesia menggunakan media sosial adalah untuk chatting dan mencari informasi, dan aplikasi yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp. Dampak negatif dari perluasan digitalisasi adalah meningkatnya angka kejahatan online, seperti perjudian online,” kata Margianto di pernyataan tertulis. Sabtu (25/5/2024).

Pendidik nasional Olia Putri Junyarto menambahkan bahwa keterampilan individu sangat penting untuk memahami program TIK. Menurutnya, ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan literasi digital, salah satunya adalah berpikir kritis.

“Takut ketinggalan atau kecenderungan mengikuti tren lebih bersifat negatif. Oleh karena itu, harus memilih hal-hal yang berguna untuk masa depan,” kata Aulia Putri.

Podcaster Rizki Ardi Nugroho juga mengatakan hal serupa. Keamanan digital harus selalu diperhitungkan, katanya. Rizqi mengatakan keamanan digital bertujuan untuk melindungi data yang kita miliki dan menjaga kerahasiaan informasi pribadi.

Dia menjelaskan: “Semua orang bisa terkena dampaknya, tidak peduli siapa Anda. Ada banyak penipuan seperti: phishing, penipuan pembelian online, dan pencurian data pribadi.”

“Di dunia digital tidak ada yang 100% aman, tapi risikonya bisa kita kurangi. Berpikir kritis menjadi salah satu alasan untuk tetap aman,” jelas Rizqi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D