0 0
Read Time:2 Minute, 19 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Perubahan iklim bukan hanya soal kenaikan suhu global dan kelangkaan air. Selain itu, perubahan iklim dapat menimbulkan permasalahan yang lebih luas, termasuk hubungan manusia dan hewan.

Hal ini dilaporkan oleh Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan. Menurutnya, perubahan iklim berdampak serius terhadap kesehatan manusia. Berkontribusi terhadap tumbuhnya penyakit menular dan tidak menular.

“Kita akan melihat dampak perubahan iklim terhadap penyakit menular dan penyakit tidak menular. Misalnya saja penyakit menular, perubahan iklim akan mengubah hubungan antara hewan dan manusia. tidak akan bertemu orang-orang seperti dulu,” kata Budi Green di Jakarta Selatan saat peluncuran proyek Climate Fund (GCF), Senin (29/4/2024).

Ia menambahkan, hampir semua pandemi disebabkan oleh hewan. Misalnya, flu burung Asia dikatakan berasal dari burung dan COVID-19 berasal dari burung.

“Semakin sering interaksi, semakin besar kemungkinan terjadinya pandemi berikutnya,” ujarnya.

Selain itu, Budi mengatakan screening harus dilakukan pada semua hewan yang terpapar perubahan iklim dan kemungkinan berinteraksi dengan manusia.

“Kami terutama menguji patogen, virus, dan bakteri berbahaya. Jadi kalau diuji pada tingkat hewan, apa vaksinnya, apa obatnya, apa diagnosisnya.”

Budi mencontohkan lain mengenai dampak perubahan iklim. Menurutnya, perubahan iklim dapat mengubah perilaku seluruh makhluk hidup, termasuk serangga.

“Misalnya nyamuk yang kini menjadi sumber penyakit DBD. Setiap kali terjadi El Nino, kita mengetahui bahwa fenomena El Nino menyebabkan perubahan iklim dan suhu yang semakin tinggi. “Sekarang El Nino mungkin meningkat. Kalau meningkat, DBD juga meningkat,” kata Budi.

Perubahan iklim semakin memperparah fenomena alam. Dengan adanya perubahan iklim, El Nino yang biasanya terjadi di wilayah tropis kini dapat terjadi di wilayah lain juga.

“Dampak perubahan iklim adalah El Nino yang tadinya terjadi di daerah tropis, bisa juga terjadi di daerah lain. DBD dulunya hanya terjadi di Brazil, Indonesia, atau negara-negara Afrika, namun kemudian bisa meluas.”

Tak berhenti sampai disitu, Budi juga mengatakan perubahan iklim juga berdampak pada penyakit tidak menular.

“Untuk penyakit tidak menular, kita tahu bahwa akibat perubahan iklim saja, permukaan air laut meningkat dan permukaan air laut menurun. Faktanya, pertumbuhan populasi terus berlanjut.”

“Sebelumnya hanya ada 4 miliar orang, dalam 5 tahun mungkin ada 9 miliar atau 10 miliar orang, harus makan ya? Pada saat yang sama, pertumbuhan tanaman di tanah rendah. Jadi ada masalah pangan dan kita harus bersiap sekarang, kata Budi.

Budi melanjutkan, berbagai dampak perubahan iklim kini sudah diperkirakan. Itu karena perubahan iklim bisa menimbulkan masalah yang lebih serius. Salah satunya menyebabkan kanker kulit.

“Dengan perubahan iklim, lapisan ozon akan menipis, sinar matahari akan menjadi lebih kuat, sinar matahari dapat mengubah genetika kita, dan kanker kulit akan meningkat akibat radiasi.”

Di sisi lain, vegetasi lebih sedikit dan polusi lebih banyak. Sebenarnya udaranya bersih, tapi semakin banyak pohon yang ditebang, polutan PM 2.5 pun semakin meningkat.

“Akibatnya banyak timbul gangguan pernafasan, paru-paru, dan masalah lainnya. “Jadi saya kira itu saja, kita tunggu saja,” kata Budi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D