0 0
Read Time:2 Minute, 0 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Paru-paru basah kerap digunakan untuk menyebut seseorang mengalami gangguan paru-paru. Tapi apa sebenarnya paru-paru basah itu?

Pada umumnya masyarakat sering menggunakan istilah pneumonia untuk menyebut istilah medis pneumonia atau radang paru-paru. Meski istilah paru basah kurang tepat untuk menggambarkan kondisi pneumonia.

“Saat seseorang terkena pneumonia, terjadi peradangan pada paru-paru karena adanya kantung udara atau alveoli,” kata dr Taufik Indrawan, SpPD RS Sarjito, dalam acara radio Kementerian Kesehatan, Kamis (5/02/2024). Yogyakarta.

Untuk memahami pneumonia, Taufik berasumsi bahwa kulit yang merupakan bagian terluar tubuh mengalami pengeroposan atau luka. Kemudian terlihat bengkak, kemerahan, nyeri dan kemudian jika disentuh akan terasa panas. Fenomena serupa terjadi pada peradangan paru-paru.

“Bahkan di paru-paru, kalau ada peradangan akibat infeksi, tapi kita tidak bisa melihatnya,” lanjut Taufik.

Pneumonia terjadi karena sel imun tubuh melawan parasit, bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke dalamnya.

“Produk peradangannya akan muncul dari sana. Kalau di luar tubuh ada nanah. Nah, kalau di paru-paru, kalaupun tidak ada nanah, akan muncul cairan,” lanjut Taufik.

Oleh karena itu, ketika dokter memeriksa paru-paru pasien pneumonia dengan stetoskop, akan terdengar suara tambahan seperti “krook krook…”.

Jadi ciri khas pneumonia adalah bercak yang terlihat pada foto rontgen. Taufik mengatakan, bercak tersebut merupakan tanda tubuh sedang melawan jamur, bakteri, dan parasit yang masuk ke paru-paru.

Taufik mengatakan, gejala utama pneumonia ada tiga, yakni batuk, demam, dan sesak napas.

Batuk

Ketika seseorang terserang jamur, bakteri, parasit, virus penyebab peradangan pada alveoli, maka tubuh bereaksi untuk mencoba menghilangkannya, yaitu gejala batuk.

Demam

Karena ada peradangan di paru-paru sehingga menimbulkan demam, badan juga terasa tidak nyaman, lanjut Taufik mengenai gejala kedua pneumonia.

Sulit bernapas

Jika kondisi ini terus berlanjut, peradangan akan semakin meluas sehingga menyebabkan penderita menjadi sesak napas karena kebutuhan oksigen tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu, pasien mungkin bernapas dengan cepat dan gelisah.

“Inilah tanda-tanda penyakit pneumonia yang bisa dirasakan oleh Anda dan orang di sekitar Anda,” kata Taufik.

Pneumonia bisa menular, namun kecepatan penularannya tergantung pada beberapa faktor, kata Taufik, yaitu organisme penyebab. Virus lebih mudah menular dibandingkan bakteri. Oleh karena itu jamur dan parasit memiliki penularan yang lebih rendah dibandingkan virus dan bakteri. Ruang. Jika seseorang berada di ruang tertutup, risiko penularannya lebih besar dibandingkan di ruang terbuka. Siapa kepada siapa. Seseorang lebih rentan terkena pneumonia, biasanya tergantung pada usia dan penyakit penyerta.

“Jika faktor risiko di atas terpenuhi, kemungkinan tertular jelas lebih tinggi,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D