0 0
Read Time:2 Minute, 5 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Kanker merupakan penyakit yang kompleks dan menakutkan, menimbulkan berbagai kendala bagi pasien untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya.

Hambatan-hambatan ini mencakup pemahaman informasi medis, menavigasi sistem perawatan kesehatan yang kompleks, dan mengatasi beban emosional dan keuangan yang signifikan.

“Terkadang atau selalu, pasien dan dokternya memiliki waktu konsultasi yang terbatas,” kata Raden Soko Verdi Nidito Darokosoyemo, Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais, pada konferensi pers dan acara penutupan NAPAK Indonesia yang diselenggarakan oleh Cancer. Rumah Sakit Dharmais, Roche dan Tata Memorial Center India pada tanggal 2 Mei 2024 di Jakarta.

Selain itu, pengetahuan pasien belum tentu sama dengan pengetahuan petugas kesehatan. Hal ini menimbulkan kebingungan di kalangan pasien tentang penyakitnya dan cara mengobatinya. 

Di sinilah NAPAK (Navigator Pasien Kanker) berperan. Konsep ini dirancang untuk menghilangkan hambatan pasien dalam melakukan skrining, diagnosis, pengobatan, dan perawatan paliatif secara tepat waktu.

Soko mengatakan, NAPAK berperan sebagai keluarga pasien di rumah sakit, “Menurut kami, keluarga pasien harus ada di rumah sakit. Supaya dia (pasien) merasa nyaman.”

Sehingga pasien kanker bisa mendapatkan pertolongan dan edukasi secara komprehensif. Dukungan ini membantu pasien memahami kondisinya, membuat keputusan yang tepat mengenai pengobatan, dan mengakses layanan yang tersedia bagi mereka.

Cancer Patient Navigator atau NAPAK merupakan hasil kerjasama antara Rumah Sakit Kanker Dharmais, Roche dan Tata Memorial Center mulai tahun 2021. 

Melalui program ini, 21 tenaga kesehatan yang berprofesi sebagai dokter, perawat, dan psikolog akan menjalani pelatihan selama satu tahun untuk membantu pasien kanker, kata Soko.

Selama pelatihan, anggota NAPAK membantu sedikitnya 1.800 pasien kanker. 

Selain di RS Kanker Dharmais, pelatihan navigator pasien kanker juga dilakukan di 7 RS yaitu RS Dr. RSUD M Jamil Padang; dr. Rumah Sakit Umum Pusat Mohd Hosin, Palembang; Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta; Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, Jakarta; dan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Seiring dengan meningkatnya permintaan dan antusiasme terhadap layanan NAPAK, perluasan dan aksesibilitas akan menjadi hal yang penting di masa depan.

Upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pasien kanker di seluruh Indonesia dapat memperoleh manfaat dari dukungan dan edukasi yang komprehensif.

Tentu tidak hanya Dharma saja, tapi rumah sakit di seluruh Indonesia juga dibutuhkan. Makanya perlu ToT, jelas Suko. 

Program ToT atau Training of Trainers ini dilaksanakan sebagai in-house training yang dipandu oleh Tata Memorial Center di India untuk meningkatkan kehadiran navigator di seluruh rumah sakit, tidak hanya pasien kanker.

Selain itu kerjasama yang dilakukan juga mencakup sistem pendidikan khususnya di FK-KMK Universitas Gadja Mada dimana kurikulum pelatihan navigator pasien pada program magister perawat juga akan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D