0 0
Read Time:2 Minute, 31 Second

dianrakyat.co.id, Artis Jakarta Kiki Saputri mengetahui dirinya mengidap kista di luar dinding rahim sebelum hamil. Saat itu ukuran kistanya 3,8 cm. 

Usai keguguran, Kiki berharap kistanya mengecil. Namun, pada awal Maret ia mengalami sakit perut yang parah. Kista tersebut diketahui telah tumbuh hingga 5,1 cm, dokter meminta untuk menghilangkan kista yang menutupi buah zakar Kiki.

Kista ovarium adalah pertumbuhan pada indung telur atau indung telur yang bentuknya seperti balon atau bola berisi cairan.

Seorang wanita dapat mengetahui ada tidaknya sel telur di indung telurnya dengan pemeriksaan USG (USG) yang dilakukan oleh dokter spesialis kebidanan-ginekologi (obgyn). 

Katanya, “Jadi tes prenatal itu fisik, tentu dokter spesialis kebidanan (ob-gyn). Kata dr dr., “Tes prenatal itu USG.” Hariono Winarto, Sp.OG (K).

Bagi Haryono, tes USG sangat baik karena bisa memeriksa apakah kista tersebut ganas atau tidak.

“USG ini sangat bagus karena dengan USG ini kita punya kriteria untuk memeriksa apakah kista ini bisa ganas atau tidak,” kata Hariano di laman YouTube RS Pelini.

Hariono menambahkan, pemeriksaan USG seringkali dipadukan dengan pemeriksaan darah. Keduanya tidak bisa berdiri sendiri.

Di pusat kesehatan yang baik, MRI dapat dilakukan untuk mengevaluasi kista.

“Nah, kalau kita memang ingin melihat bagian perut lainnya seperti apa, kita perlu MRI, apalagi kalau kistanya besar.”

Hariono mengatakan, jika wanita penderita kista ovarium tidak mengeluh sakit, maka dokter kandungan akan memeriksanya terlebih dahulu.

Dokter akan memprediksi jenis kista, termasuk kista normal atau kista patologis.

“Kemudian ada tumor yang normal, biasa saja, ada kista yang muncul lalu hilang. Terakhir ada kista yang merupakan penyakit atau penyakit, penyakit yang biasanya memerlukan tindakan tetapi disebabkan oleh pemeriksaan,” kata Hariono.

Mengetahui jenis kista penting untuk mengetahui cara mengobatinya. Hariono menambahkan, jika kista sudah terinfeksi, maka bisa diobati terlebih dahulu dengan obat-obatan seperti antibiotik.

Jika kista menyebabkan rasa sakit yang tak tertahankan pada wanita dan pecah atau menyebabkan rasa sakit yang parah, pembedahan diperlukan. 

“Jika kistanya pecah maka perlu dilakukan pembedahan, jika tidak maka akan menimbulkan nyeri yang hebat,” kata Hariono.

 

 

Menurut WebMD, kista bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk menstruasi. Jika Anda masih menstruasi, beberapa pemicu terjadinya ovulasi antara lain: Ovulasi. Sebagian besar kista aktif terjadi saat folikel matang, namun tidak pecah untuk melepaskan sel telur.    Endometriosis. Penderita endometriosis, terutama pada stadium lanjut, dapat mengembangkan kista endometrioma. Penyakit radang panggul (PID). Jika Anda mengalami infeksi panggul, Anda mungkin mengalami kista berisi nanah di sekitar testis Anda. Peningkatan yang luar biasa. Sel-sel di ovarium berkembang secara tidak normal.

Secara umum, Greeno memberikan beberapa tips mencegah ovulasi dengan menerapkan pola hidup sehat.

“Untuk sistem reproduksi wanita, kita harus hidup sehat karena tidak ada cara untuk mendeteksinya secara dini,” ujarnya.

Pola hidup sehat antara lain dengan menjaga pola makan, mengonsumsi makanan bergizi, dan menghindari makanan olahan.

Artinya makan secukupnya, jangan makan makanan olahan. Cukup berarti pola makannya juga harus baik, Hijau.

Selain itu, Hariono menambahkan, sebaiknya istirahat yang cukup, hindari stres, dan olah raga yang cukup.

“Pencegahan bisa dilakukan sejak dini melalui kesehatan yang baik. Kalau ada waktu untuk pengendalian, mungkin ini saat yang tepat,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D